"Sekarang impor lebih besar dari ekspor. Oleh sebab itu defisit terus"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah merencanakan insentif untuk meningkatkan kinerja ekspor guna menekan defisit neraca perdagangan maupun transaksi berjalan.

"Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kami akan melakukan rapat untuk menentukan insentif apa yang akan diberikan untuk menggenjot ekspor," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Tangerang, Banten, Rabu.

Enggartiasto menyampaikan hal tersebut saat menggelar konferensi pers pada perhelatan pameran perdagangan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten.

Pada peresmian TEI 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyusun rancangan insentif untuk meningkatkan kinerja  ekspor.

"Saya masih belum tahu insentif-insentif apa yang bisa kita berikan sehingga pabrik, dunia usaha, dan industri terdorong untuk bisa masuk ke pasar ekspor," ujarnya.

Jokowi memaparkan, terdapat dua masalah besar  yang saat ini dihadapi, yakni defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan. 

Pada 2017 defisit transaksi berjalan tercatat 17,3 miliar dolar AS. 

"Neraca perdagangan kita harus terus kita perbaiki. Caranya ekspor harus lebih besar dari impor. Sekarang impor lebih besar dari ekspor. Oleh sebab itu defisit terus," ujar Jokowi.

Baca juga: Presiden ingatkan peluang saat perang dagang

Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani menyampaikan bahwa insentif fiskal merupakan instrumen yang paling cepat untuk meningkatkan ekspor.

"Sebetulnya dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang paling cepat adalah memberi insentif fiskal. Ini sudah beberapa dilakukan. Tapi memang kita coba lagi beberapa yang bisa kita bicarakan juga dengan Kementerian Keuangan," ujar Rosan.

Namun, lanjut Rosan, Kadin menyampaikan, yang paling konkret menurutnya adalah memperkecil pungutan perpajakan pada industri pengolahan barang bertujuan ekspor. "Ya pajaknya dikecilin," pungkas Rosan.

Selain itu, peningkatan produktivitas dan daya saing merupakan hal yang juga perlu diperhatikan dalam meningkatkan ekspor.

Baca juga: "Buyers" puji kualitas produk Indonesia pada TEI 2018

Baca juga: Hari pertama TEI, 44 kontrak dagang ditandatangani


 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018