Koba, Babel, (ANTARA) - Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan (Dirjen PDP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) Sugito, mengapresiasi kegiatan pesta adat "murok jerami" di Desa Namang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung.

"Ini perlu dilestarikan, membangun desa itu tidak boleh lepas dari akar budaya dan kearifan lokal," katanya saat menghadiri tradisi adat murok jerami dan peresmian desa mandiri di Namang, Senin.

Murok Jerami adalah tradisi masyarakat Desa Namang yaitu makan bersama di areal ladang dan sawah mereka sebagai wujud rasa syukur atas panen raya padi mereka dan sudah menjadi tradisi secara temurun.

Namang merupakan desa sentra tanaman padi sawah yang menghasilkan beras putih dan beras merah dengan areal tanam seluas 53 hektare dalam satu hamparan.

"Program ketahanan pangan di Desa Namang ini bisa menjadi contoh dan inspirasi bagi desa lainnya, terutama terkait bagaimana pihak desa mengelolanya dengan pola membangun jejaring dan melibatkan masyarakat secara kolektif," ujarnya.

Membangun desa tidak bisa lepas dari nilai-nilai kearifan lokal dan menjunjung tinggi adat, tradisi dan budaya yang ada pada setiap desa.

Kearifan lokal itu kata dia menjadi motor penggerak dalam pembangunan dan harus dilestarikan sehingga potensi itu bisa dimanfaatkan.

"Bukan hanya sekadar melestarikan dari sisi budayanya, tetapi juga juga bisa dikemas dalam bentuk agenda wisata yang bisa mendatangkan kesejahteraan bagi warga desa.

Tujuan dalam membangun desa itu menurut dia bagaimana menggali semua potensi yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan yang pada akhirnya nanti desa tersebut bisa menjadi desa mandiri.

"Sebesar 75 persen pembangunan nasional itu berawal dari desa, makanya presiden menganjurkan membangun negara dimulai dari pinggiran yaitu desa," katanya.

Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman meminta dinas terkait dapat mengemas ritual adat murok jerami ini lebih menarik dan tidak mencabut akar budaya yang ada.

"Murok jerami ini merupakan budaya dan kearifan lokal yang sudah menjadi tradisi temurun, dulu kegiatan ini tradisi suku mengkanau," ujarnya.

Suku mengkanau, merupakan suku asli warga Desa Namang yang mayoritas adalah petani dan peladang/pekebun.

"Suku mengkanau ini menurut sejarah adalah suku asal atau suku asli yang turun dari Kerajaan Sriwijaya, dibawa oleh pateh (patih kerajaan)," jelas bupati.

Baca juga: Pemkab Bangka Tengah benahi cagar budaya sumur tujuh

Baca juga: Festival Selawang Segantang upaya Bangka Tengah lestarikan budaya

Baca juga: Menilik cara menghindari wabah masyarakat kuno Bangka

Pewarta: Ahmadi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023