Dulu saya pernah ingatkan tapi tidak dituruti. Telepon seluler saya, suami serta anak juga dibawa
Blitar (ANTARA) - Keluarga terduga teroris di Blitar, Jawa Timur, mengaku terpukul dan sedih dengan penangkapan keluarga mereka dan berharap bahwa mereka bisa secepatnya kembali bersama keluarga.

A, yang merupakan istri dari SU (53), warga Kelurahan Beru, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, yang ikut diamankan oleh Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengakui petugas melakukan penggeledahan di rumahnya setelah suaminya diamankan.

"Dulu saya pernah ingatkan tapi tidak dituruti. Telepon seluler saya, suami serta anak juga dibawa," kata A kepada wartawan di Blitar, Sabtu.

Di rumah SU, petugas menyita senjata tajam berupa celurit dan ruyung doubel stik. Selain itu, petugas juga membawa beberapa kardus buku jihad termasuk telepon seluler.

Selama ini, suaminya bekerja di sebuah apotik di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Dirinya tidak percaya jika suaminya terlibat dalam jaringan teroris.

Ia juga berharap suaminya segera dibebaskan, mengingat ia mempunyai tiga anak yang masih kecil usia sekolah dasar.

Sementara itu, tim juga melakukan penggeledahan di rumah KU (48), warga Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar. Ia bekerja di laundry dan ditangkap pada Jumat (23/8) sore sekitar pukul 15.52 WIB di depan rumahnya.

Di rumah yang bersangkutan, tim menyita busur serta sejumlah anak panah. Selain itu, juga terdapat telepon seluler.

"Itu (busur dan anak panah) dibawa polisi. Ada juga telepon seluler yang dibawa sama polisi," kata Susilo Iswanu, salah seorang perangkat kelurahan di Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar.

Susilo mengakui, dirinya diminta ikut mendampingi proses penggeledahan di rumah KU tersebut. Sebelumnya, ia sempat melihat ada empat mobil parkir di luar rumah KU dan empat petugas masuk rumah.

Menurut dia, KU merupakan warga pendatang asal Kediri. Dari keterangan yang sempat ia dapatkan dulu, KU diminta untuk merawat rumah tersebut karena tidak dipakai. Rumah itu merupakan rumah bekas tempat praktik dokter.

Terkait dengan aktivitas sehari-hari, Susilo mengatakan KU sosok yang tertutup. Namun, sesekali KU keluar rumah untuk beribadah di mushalla dekat tempat tinggal mereka.

Selama ini, di keluarga itu membuat usaha laundry. Di rumah itu, KU tinggal bersama istri serta tiga orang anaknya.

Dirinya cukup kaget dengan kejadian tersebut. Namun, semua diserahkan ke aparat yang lebih mengerti.

"Satu bulan sekali saya selalu datang ke rumahnya mengantar undangan perkumpulan RT. Saya tidak menyangka kalau akan dibawa," kata dia.

Sedangkan, di rumah JO (47), warga Jalan Riam Kiri, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar cenderung tertutup dan sepi. JO yang juga bekerja di sebuah BPR di Kota Blitar itu diamankan petugas pada Jumat (23/8) sekitar pukul 20.30 WIB.

Sebelumnya, Kapolres Blitar AKBP Anisullah M Ridho membenarkan terkait dengan tiga terduga teroris di wilayah Blitar yang dilakukan Densus, serta penggeledahan yang dilakukan guna mencari barang bukti.

"Memang benar bahwa Polres Blitar telah membantu back up giat penindakan yang dilakukan oleh Tim Densus Mabes Polri yang telah mengamankan terduga teroris di wilayah Blitar," ungkap Kapolres.

Saat ini, ketiga orang tersebut masih dimintai keterangan. Setelah dari Polres Blitar, mereka dibawa ke Polda Jatim untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019