... cukup berolahraga lah selama 150 menit seminggu ..."
Jakarta (ANTARA) - Dulu orang boleh beranggapan kalau serangan jantung koroner identik dengan penyakit orang tua atau lanjut usia, karena umur dan penurunan kinerja jantung.

Namun, kaum muda juga berisiko terkena serangan jantung karena faktor genetik, dan lebih banyak lagi akibat pola hidup tidak sehat.

Masyarakat sekarang sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang memicu obesitas dan peningkatan kolesterol penyebab penyumbatan pembuluh darah jantung. Jika mereka termasuk kalangan perokok, maka semakin tinggi risikonya terkena serangan jantung koroner.

Tidak hanya soal makanan, masyarakat pola hidupnya kian tidak sehat, karena saat ini lebih jarang melakukan aktivitas jalan kaki sebagai cara berolahraga. Mereka sedikit-sedikit mengandalkan sarana transportasi, sehingga tidak banyak waktu untuk menggerakkan tubuh. Kebiasaan semacam itulah membuat mereka rentan terkena serangan jantung.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Hengkie F. Lasanudin di Jakarta, Kamis, bahkan mengungkapkan baru menemukan kasus penderita serangan jantung yang berumur 28 tahun.

"Artinya, masyarakat harus memiliki awareness, mencoba hidup sehat, dan rutin memeriksakan kesehatan," kata dia.

Jika beberapa tahun silam anjuran pemeriksaan jantung bagi mereka yang berumur di atas 40 tahun, ia menilai, maka sekarang ini sebaiknya di umur 35 tahun sudah rutin memeriksakan kondisi jantungnya.

Untuk mengurangi risiko jantung koroner, ia menyatakan, perlu mengimbangi asupan makanan, sehingga nantinya tidak menumpuk kolesterol lebih tinggi di dalam darah.

Anjuran selanjutnya adalah dengan meluangkan waktu selama 150 menit dalam seminggu guna berolahraga seperti berenang atau aerobik.

"Tidak perlu langsung jumlah repetisi olahraga yang banyak, cukup berolahraga lah selama 150 menit seminggu, repetisi bisa ditambah di minggu-minggu selanjutnya setelah tubuh menyesuaikan diri. Jika berolahraga sekitar satu jam per hari, maka dalam satu minggu ada tiga kali olahraga untuk memenuhi 150 menit itu," ujarnya.

Baca juga: Jangan panik, begini cara menghadapi serangan jantung

Baca juga: Ini beda nyeri dada biasa dengan nyeri sakit jantung

Baca juga: Makan mi instan tak baik untuk kesehatan? Ini penjelasannya

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019