Keberadaan KKHI tersebut menyebabkan sejumlah negara cemburu kepada Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang berada di Mekkah dan Madinah setara dengan rumah sakit tipe C yang mampu menampung sekitar 240 tempat tidur untuk rawat inap.

"Ini fungsinya sama dengan rumah sakit," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Prof. Dr Nizar di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan aturan pemerintah Arab Saudi, terdapat larangan kepemilikan properti oleh orang asing di dua kota suci yaitu Mekkah dan Madinah. Sehingga pemerintah Indonesia tidak bisa mendirikan rumah sakit.

Meskipun demikian, adanya hubungan baik antara kedua negara, Indonesia diperbolehkan memiliki KKIH yang fungsinya setara dengan rumah sakit tipe C. Namun, hanya diperbolehkan beroperasi selama tiga bulan di musim haji.

"Makanya setelah muncul, KKHI ditutup lagi," kata dia.

Keberadaan KKHI tersebut lanjut dia, menyebabkan sejumlah negara cemburu kepada Indonesia. Bahkan, Malaysia juga tidak memiliki kantor khusus pelayanan kesehatan seperti Indonesia.

"KKHI memiliki dokter spesialis, dokter umum, ada farmasinya di situ semua," ujarnya.

Ia menambahkan petugas kesehatan Indonesia juga diperbolehkan masuk ke rumah sakit Arab Saudi yang difungsikan sebagai penghubung dengan keluarga pasien. Namun, tidak semua orang bisa masuk karena terkait aturan rumah sakit.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan kedokteran haji Indonesia (Perdokhi), Dr Fidiansjah, SpKJ, MPH mengatakan Indonesia membutuhkan Rumah Sakit Haji di sekitar kawasan Mekkah agar memudahkan jamaah haji apabila dalam kondisi sakit.

"Dua tahun lalu kami bersama Menteri BUMN Rini Soemarno sudah melakukan negosiasi terkait rumah sakit ini, namun terbentur aturan," kata dia.

Bahkan pada saat itu, pemerintah bersama Perdokhi dan instansi terkait lainnya telah mencari lokasi, bangunan,  hingga negosiasi namun batal akibat aturan setempat yang tidak mengizinkan.

Ia menilai apabila terdapat rumah sakit khusus haji asal Indonesia, maka berbagai persoalan kesehatan akan bisa diatasi lebih cepat dan tanggap. Selama ini masalah komunikasi antara petugas kesehatan Arab Saudi dengan jemaah haji asal Indonesia merupakan hal yang sering terjadi.


Baca juga: Klinik Kesehatan Haji Mekkah siapkan 50,8 ton obat-obatan 
Baca juga: Kantor Kesehatan Haji Indonesia di Mekkah siap layani jamaah sakit 

 

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019