doakan juga agar IPB University terus maju dan bermaslahat bagi bangsa ini
Jakarta (ANTARA) - Pada musim haji 2019, Institut Pertanian Bogor (IPB) memberangkatkan sebanyak 32 calon haji (calhaj) untuk menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci.

"Selamat kepada para jamaah calon haji dari IPB yang telah memiliki kesempatan untuk memenuhi undangan Allah SWT," kata Rektor IPB University, Dr Arif Satria melalui Humas IPB di Bogor, Jawa Barat, Kamis, saat melepas calhaj asal kampus perguruan tinggi pertanian tropika terbesar di Asia Tenggara itu,

Rektor melepas jamaah calhaj di Aula Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Kampus Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu (9/7).

Ia mengatakan bahwa ibadah haji tidak bisa dipandang remeh, dan memerlukan bekal ilmu, niat, dan tekad guna sempurnanya ibadah serta agar pribadi lebih dekat dengan Allah SWT.

"Itu semua modal utama kita untuk menjalani semua proses ibadah. Lakukan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dan buah-buahan yang baik dan istirahat yang cukup," katanya.

Ditegaskannya bahwa IPB University ikhlas melepas keberangkatan para jamaah calhaj sehingga para jamaah tidak perlu khawatir atas pekerjaan yang ditinggalkan.

"Harus tetap khusyuk dalam menjalankan ibadah, perbanyak berdoa, doakan juga agar IPB University terus maju dan bermaslahat bagi bangsa ini," katanya.

Sementara itu, Direktur dan Motivator Akhlak Mulia Center Indonesia (AMCI), Ustadz Bahruddin, S.PdI, AF yang memberikan tausyiah menyatakan ibadah haji memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan.

Sebagai tamu Allah SWT di Baitullah (Rumah Allah SWT), katanya, umat Muslim tidak hanya beribadah melainkan juga mendapatkan ganjaran yang Allah SWT janji berikan.

Di antaranya, adalah menghapuskan segala dosa-dosa, doa-doa yang dipanjatkan akan terkabul, serta mendapatkan tempat di surga bagi haji mabrur.

Ia juga mengingatkan calhaj mengenali Arafah, Muzdalifah, dan Mina -- sebagai titik krusial dalam ibadah haji -- di mana energi jamaah di tempat itu akan banyak terkuras.

Para jamaah, kata dia, harus mengetahui rentetan itu semua, sehingga bisa mengukur diri.

Ia menegaskan jamaah calhaj akan banyak berjalan kaki saat fase Arafah-Muzdalifah, dan Mina, dengan tantangan cuaca panas dan paparan cahaya matahari sehingga bisa sangat keletihan jika tidak dilakukan perencanaan aktivitas secara terpadu.

Saat fase Mina, jamaah setidaknya harus berjalan kaki menempuh jarak dua setengah kilometer, bahkan lebih tergantung tempat tinggalnya untuk melakukan amalan melempar batu atau jumrah.

Selain itu, saat di Arafah, jamaah akan tinggal untuk menjalani prosesi wukuf mulai terbitnya matahari pada 9 Dzulhijah, hingga sang surya tenggelam.

“Semoga keluarga besar IPB University yang menjadi jamaah calon haji tahun ini selalu dalam lindungan Allah SWT dan sejenak menanggalkan urusan 'dunianya'. Itu agar dapat menjalani ibadah haji dengan khusyu’, hingga menjadi haji yang mabrur," demikian Bahruddin.

Baca juga: Ini layanan yang akan diterima jamaah Indonesia di Mekkah
Baca juga: Ketua DPRD Jabar imbau jamaah haji jaga kondisi fisik
Baca juga: TKHI upayakan promotif-kuratif tangani pasien jamaah haji


 

Pewarta: Andi Jauhary
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019