Jakarta (ANTARA) - Perkembangan ekonomi Indonesia yang melambat tidak membuat perusahaan tekfin Modalku takut untuk memberikan modal pada pebisnis lewat aplikasinya, mereka justru mencari siasat agar tetap berkembang.

"Tentu kami menyasar sektor- sektor yang berkembang, misalnya sektor ekonomi kreatif dan juga ada perusahaan- perusahaan rintisan," kata COO Modalku Iwan Kurniawan dalam acara tanya jawab dengan media di Gowork Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu.

Menurutnya cara tersebut efektif untuk memberikan keuntungan dan imbalan bagi pihak lender (pemberi pinjaman) yang menggunakan aplikasi Modalku.

Pihak lender setidaknya akan mendapatkan keuntungan sebesar 20 persen lewat aplikasi peer-to-peer lending ini.

Perusahaan yang telah memiliki izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sejak 2017 telah mendanai peminjaman untuk UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura sebesar Rp7 triliun pada semester I 2019.

Besarnya dana peminjaman untuk UMKM di wilayah Indonesia sendiri mencapai Rp4 triliun pada kuartal kedua ini.

Penggunanya sudah mencapai 750.000, meningkat pesat hampir sepuluh kali lipat dari pengguna di akhir tahun 2018 sebanyak 85.000.

Mereka memiliki visi untuk memajukan UMKM yang tidak bisa mendapatkan layanan pinjaman melalui bank.


Baca juga: Modalku penuhi pinjaman UMKM Indonesia Rp 4 triliun pada kuartal II
Baca juga: Modalku targetkan total pinjaman Rp10 triliun hingga akhir tahun
Baca juga: Modalku salurkan pinjama usaha Rp2,2 triliun bagi UMKM Indonesia

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019