Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia Wiranto mengatakan pembangunan hunian tetap untuk korban gempa, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan  Donggala harus melibatkan pengusaha lokal dan masyarakat, sebagai wujud pemberdayaan pascabencana.

"Kita berharap pengusaha lokal dan masyarakat dilibatkan dalam pembangunan huntap," kata Wiranto  ketika melakukan kunjungan kerja di Sulteng, Senin 1/7 didampingi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Kepala BNPB Doni Monardo, dan beberapa dirjen dari Kementerian PUPR, Kementerian Sosial. di Sigi, Senin.



Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia, Wiranto, di di arena peletakkan batu pertama pembangunan huntap bagi korban gempa dan likuefaksi Sigi, di Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Senin 1 Juli 2019. (Antaranews/Muhammad Hajiji)

Dalam kunjungan kerja tersebut Sofyan Djalil mengunjungi dua daerah di Sulteng, yakni Kabupaten Sigi untuk meletakkan batu pertama pembangunan huntap untuk korban gempa dan likuifaksi di Desa Pombewe, dilanjutkan dengan meninjau hunian sementara (huntara) di Desa Mpanau Kecamatan Sigi Biromaru, selanjutnya meninjau pembangunan huntap di Kelurahan Tondo Kota Palu.

Wiranto mengatakan pelaksanaan pembangunan huntap harus ada kerja sama dari berbagai, pihak pemerintah, masyarakat maupun kontraktor rencana pembangunan berjalan sesuai target dan harapan.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia, Wiranto, hadiri peletakkan batu pertama pembangunan huntap bagi korban gempa dan likuefaksi Sigi, di Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Senin 1 Juli 2019. (Antaranews/Muhammad Hajiji)

"Saya dan kita semua tidak ingin pekerjaan pembangunan huntap ini mangkrak atau terhenti," kata Wiranto.

Ia menegaskan,  peletakkan batu pertama pembangunan hunian tetap untuk korban gempa dan likuifaksi Sigi, harus berjalan terus sesuai harapan agar masyarakat segera bisa menempati.

Karena itu, katanya, proyek pembangunan huntap tersebut jangan sampai mangkrak. Karenanya dibutuhkan kerja sama, sebab jika  tidak, maka  tidak akan mungkin huntap yang jumlahnya ribuan dapat
terbangun dalam waktu cepat.
 
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia, Wiranto, hadiri peletakkan batu pertama pembangunan huntap bagi korban gempa dan likuefaksi Sigi, di Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Senin 1 Juli 2019. (Antaranews/Muhammad Hajiji)

"Acara ini memberikan rangsangan untuk bersama-sama dan bahu membahu agar rencana kita dapat tercapai," katanya.

Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah, Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto  mengatakan rehabilitasi dan rekonstruksi untuk pemulihan pascabencana Sulteng,  lokasi huntap di Pombewe, Sigi, merupakan satu dari tiga lokasi huntap yang telah di tetapkan oleh pemerintah.


Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia, Wiranto, di Sambut Bupati Sigi Irwan Lapatta saat tiba di arena peletakkan batu pertama pembangunan huntap bagi korban gempa dan likuefaksi Sigi, di Desa Pombewe Kecamatan Sigi Biromaru, Senin 1 Juli 2019. (Antaranews/Muhammad Hajiji)

Selain itu, kata Arie, terdapat delapan huntap satelit, yang tersebar di Donggala, Sigi dan Palu, masing-masing luasnya berkisar dari 2,5 hektare sampai 5 hektare, yang secara keseluruhan akan di bangun 100 unit rumah tetap di area huntap satelit.
Ia menjelaskan, untuk huntap di Pombewe, menggunakan lahan seluas 104 hektare untuk 150 unit rumah tetap. Secara keseluruhan kebutuhan huntap di Sigi  mencapai 1.500 unit dengan luas lahan 362 hektare.

Dalam perencanaan Kementerian PUPR tahap pertama dibangun 500 unit oleh PUPR, dan tahap ke dua 1.000 unit oleh Yayasan Budha Tzu Chi. Selanjutnya untuk huntap korban likuifaksi di Pombewe, PUPR menyediakan air bersih yang diambil dari Sungai Pombewe/Paneki berjarak sekitar 5,8 kilometer dari lokasi huntap. Air yang di sediakan oleh Kementerian PUPR dengan debit 40 liter per detik.

Baca juga: Pemerintah diminta segera bangun hunian tetap di Sulteng
Baca juga: Pemkab Donggala identifikasi 17.000 rumah yang rusak
Baca juga: Mensos: hunian tetap pengungsi Sulteng selesai 2020

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019