Jakarta (ANTARA) - Merek kendaraan asal Korea Selatan yang cukup familier di Indonesia, Kia Mobil, akan bergabung dengan Indomobil Sukses Internasional Tbk, menurut Dokumen Keterbukaan Informasi Publik dari Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut dokumen itu, dua perusahaan antara lain PT Indomobil Sukses Internasional Tbk bersama PT Sarimitra Kusuma Ekajaya, bakal membangun usaha patungan dengan nama PT Kreta Indo Artha (KIA), yang bergerak di sektor otomotif.

"Pembentukan usaha patungan dilakukan dengan penandatanganan Akta Pendirian PT Kreta Indo Artha, suatu perseroan terbatas dengan status penanaman modal dalam negeri yang bergerak dalam bidang perdagangan dan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada 17 Mei 2019," demikian kutipan fakta material dalam dokumen itu.

Modal dasar usaha patungan itu Rp100 miliar yang disetor Rp25 miliar dengan porsi Indomobil Rp15 miliar (60 persen), sedangkan Sarimitra Kusuma Ekajaya Rp10 miliar (40 persen).

Dalam dokumen yang ditandatangani Direktur Utama Indomobil Jusak Kertowidjojo, tertulis bahwa pembentukan usaha patungan diharapkan "meningkatkan kinerja usaha di Indomobil Group dengan menambahkan variasi merek kendaraan bermotor yang ditawarkan kepada konsumen.

Solusi untuk Kia?

Pihak Kia dan Indomobil, Kamis, belum memberikan keterangan resmi terkait kerja sama itu, namun sebelum dokumen itu tersiar, Kia memang cukup kesulitan untuk bertarung dengan merek Jepang di pasar Tanah Air.

Sebelumnya, Kia cukup punya nama di Indonesia berkat model sedan Sephia atau mobil nasional Timor pada era 2000-an. Setelah itu, beberapa model Kia pun masuk ke Indonesia antara lain Sportage, Carens, Carnival, Pride hingga Visto.

Beberapa tahun lalu, Kia juga memiliki model sedan yakni Optima, SUV Sorento dan city car Picanto. Kendati demikian, Kia tetap kesulitan berjualan di Indonesia, apalagi tanpa adanya sokongan dari principal mereka di Korea Selatan.

Penjualan Kia terus meredup. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kia hanya menjual 837 unit mobil selama 2017, dari total penjualan mobil secara nasional yang mencapai lebih dari 1 juta unit.

Tahun berikutnya menjadi lebih buruk, penjualan Kia semester pertama 2018 hanya seratusan unit, kemudian jenama asal Korsel itu tidak terdaftar lagi dalam laporan penjualan Gaikindo.

Setelah itu, kabar miring terus menerpa Kia, mulai dari penutupan gerai di Jakarta hingga menyetop penjualan mobil.

Hal tersebut berbeda dengan saudaranya asal Korea Selatan, Hyundai, yang setidaknya cukup konsisten memasarkan produk SUV, salah satunya adalah Hyundai Kona yang merupakan produk global mereka.
 
Kia Picanto model 2019 (Shutterstock/Imwaltersy)


Hadirnya Indomobil mungkin bisa menjadi solusi untuk Kia. Indomobil bukanlah nama baru di Indonesia. Perusahaan yang terbentuk sejak 1967 sudah berpengalaman memegang merek-merek besar antara lain Suzuki, Nissan, Hino serta beberapa merek Eropa dan kendaraan komersial.

Kia, yang terakhir kali mengenalkan Grand Sedona bermesin diesel pada 2018, juga berkesempatan menjadi amunisi baru bagi Indomobil.

Untuk bersaing di segmen pembeli pemula, Kia memiliki model Morning yang bisa bersaing dengan kendaraan LCGC (low cost green car). Di segmen subcompact/hatchback mereka memiliki All New Rio.

Hal lain yang bisa menjadi senjata bagi Kia adalah pabrikan itu memiliki sederet model SUV hingga crossover compact yang tengah menjadi tren global, antara lain Sorento, Stonic, Sportage, hingga Seltos.

Baca juga: Kia akan produksi kendaraan listrik rendah biaya untuk pasar India

Baca juga: Kia Seltos hadir perdana di India, hadirkan tiga opsi mesin-transmisi

 
Pewarta:
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019