Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu, Sulawesi Tengah terus memantau perkembangan ketinggian air sungai Palu setelah diguyur hujan deras, guna mengantisipasi ancaman banjir.

Kepala BPBD Kota Palu Presly Tammpubolon, di Palu, Minggu mengatakan, sungai Palu satu-satunya sungai dengan debit air deras dan sekaligus menjadi induk sungai yang mengalir di tengah kota tersebut.

"Saat ini ketinggian permukaan air masih normal. Meski begitu kami terus melakukan pemantauan bersama Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS III) sebagai pihak berwenang, " ungkap Presly yang juga mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Palu.

Saat banjir bandang melanda Kabupaten Sigi 28 April 2019, Kota Palu turut merasakan dampak banjir kiriman yang merendam pemukiman warga berada bantaran sungai.

Menurutnya, tujuh kelurahan di kota itu berpotensi terendam banjir jika permukaan air Suangan Palu tinggi.

"Kami sudah koordinasi bersama Camat dan Lurah agar menghimbau masyarakat agar selalu memperhatikan kondisi permukaan sungai jika intensitas hujan semakin tinggi," kata Presly.

Sedangkan Palu bagian selatan, katanya, terdapat sejumlah sungai berpotensi banjir di waktu-waktu tertentu, salah satunya sungai Ngia terletak di kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.

"Demikian Palu bagian utara terdapat sungai Mangu di Kelurahan Baiya dan sungai Tawaeli sering meluap hingga kebadan jalan ketika curah hujan tinggi, " ujar Presly.

Dia mengaku sejak dini melakukan langkah antisipasi kebencanaan guna memberikan rasa aman kepada masyarat dari ancaman banjir.

"Mudah-mudahan debit air tidak mengalami perubahan dan tetap normal, terkadang hujan di bagian hulu mengakibatkan permukaan air sungai meningkat," katanya.

Ibu Kota Sulteng sebagai hilir sungai yang bermuara di teluk Palu membentang panjang ke arah Selatan hingga Kabupaten Sigi sebagai hulu yang bersumber dari buangan Danau Lindu di kecamatan Lindu.

Pewarta: Muhammad Arshandi/Ridwan
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019