Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan peringatan Hari Lahir Pancasila merupakan refleksi terhadap momentum sejarah.

"Refleksi sejarah keberhasilan para pendiri bangsa untuk menggali nilai-nilai fundamental bangsa Indonesia sebagai dasar negara. Sehingga suku bangsa yang beragam dapat bersatu dan menyatu sebagai suatu bangsa," ujar Hilmar di Jakarta, Sabtu.

Hilmar menjadi pembina upacara pada peringatan Hari Lahir Pancasila di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Sabtu.

Hilmar Farid membacakan sambutan Presiden R Joko Widodo. Dalam sambutan tertulis tersebut, Presiden berpesan agar segenap bangsa Indonesia senantiasa menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan kerukunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang beragam kondisi geografis, flora, fauna, antropologis, kebudayaan hingga sosiologisnya.

"Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan. Kemudian, keberagaman kondisi geografis, flora, dan fauna hingga aspek antropologis dan sosiologis masyarakat hanya dapat dirajut dalam bingkai kebangsaan yang inklusif," ujar Dirjen Hilmar.

Sehingga, lanjut Hilmar, proses internalisasi sekaligus pengamalan nilai-nilai Pancasila harus dilakukan dan diperjuangkan secara terus-menerus.

"Di sinilah Pancasila harus tertanam dalam hati yang suci dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari," tegas dia.

Perayaan itu juga sebagai upaya membangun kebersamaan, dan harapan untuk menyongsong kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik.

"Pancasila sebagai bintang penuntun mengandung visi dan misi negara yang memberikan orientasi, arah perjuangan, dan pembangunan bangsa ke depan," jelas Hilmar.

Oleh karena itu, lanjut Hilmar, seluruh warga negara Indonesia harus konsisten merealisasikan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan dunia yang dapat membawa kemajuan dan kebahagiaan seluruh bangsa Indonesia.

Ke depan, pengelolaan keberagaman alami dan kultural sangat penting dengan berfokus pada prinsip "Tamansari Kebudayaan". Semboyan ini berarti memungkinkan semua makhluk hidup tumbuh sesuai dengan ekosistem yang sehat.

"Kita bersatu membangun bangsa untuk merealisasikan tatanan kehidupan masyarakat yang rukun, damai, adil, dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Kita Indonesia, kita Pancasila," kata Hilmar lagi.

Sehingga, Indonesia merupakan milik dan rumah bagi seluruh warga Indonesia. Pada praktiknya, terdapat kesadaran dan pemahaman untuk saling menghormati, saling bekerjasama, bergotong royong dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.

"Kita Indonesia, Kita Pancasila adalah sosok yang percaya diri, optimis, dan penuh harapan dalam menatap masa depan sebagai bangsa yang maju, adil dan makmur," cetus dia.
 

Pewarta: Indriani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019