Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, daerahnya  akan memiliki kapal yang akan berfungsi sebagai rumah sakit terapung terbesar untuk melayani pasien, terutama yang berada di wilayah pesisir yang sulit menjangkau fasilitas layanan kesehatan.

"NTT nantinya memiliki kapal rumah sakit terapung untuk melayani masyarakat NTT di daerah pesisir, terutama yang tidak terjangkau dengan pelayanan kesehatan yang memadai," kata kata Gubernur NTT, Viktor Laiskodat di Kupang, Senin.

Dia mengemukakan hal itu, pada acara buka puasa bersama Forkopimda, unsur Pemda, TNI, Polri dan komponen masyarakat NTT, yang dirangkaikan dengan HUT ke-62 Kodam IX/Udaya di Makorem Kupang.

Menurut dia, kapal tersebut akan dilengkapi dengan helipad, juga kapal-kapal kecil untuk menjemput pasien dari pulau-pulau di NTT.

"Kapal rumah sakit terapung terbesar. Sebesar kapal induk ini akan dilengkapi dengan peralatan operasi. Jadi para pasien bisa ditangani di kapal ini," katanya.

Dalam hubungan dengan kapal rumah sakit terapung ini, PT PAL Indonesia telah memaparkan rencana pembangun kapal rumah sakit terapung tersebut.

PT PAL Indonesia sendiri akan menggandeng Institut Teknologi Surabaya (ITS) untuk melakukam studi kelayakan terkait dengan pembangunan kapal tersebut.

Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Kapal PT PAL Iman Sulaiman sebelumnya menyebut, keinginan Pemerintah Provinsi NTT membuat rumah sakit terapung merupakan hal yang luar biasa.

Ia mengatakan biasanya klien PT PAL, yakni Angkatan Laut dalam dan luar negeri atau swasta. Akan tetapi, untuk pertama kali, klien PT PAL adalah Pemerintah Provinsi NTT.

"Ini suatu kehormatan. Saya melihat program ini, merinding. Kalau jadi, ini menarik sekali. Secara nalar, memang dengan topografi NTT yang terdiri dari 1.192 pulau dan 44 pulau berpenghuni, tentu akses pelayanan (kesehatan sangat dibutuhkan," katanya.

Dia mengemukakan kapal rumah sakit terapung dapat dimodifikasi sesuai dengan keinginan dan hasil survei keinginan pembeli. Kecepatan bisa dikurang (reduce) sehingga harga juga bisa dikurangi, bisa mencapai Rp600 miliar.

"Jenis kapal yang ideal untuk RS Terapung adalah Landing Platform Dock (LPD) seperti jenis kapal perang amfibi yang dilengkapi pula dengan Landing Craft Utility (LCU) atau sejenis kapal kecil amfibi untuk jemput pasien di pulau-pulau yang tidak bisa disandari. Dan juga ada helipadnya," kata Imam.

Ia mengatakan kapal itu merepresentasikan RS Tipe C dengan ukuran panjang 122 meter dan empat dek dengan kecepatan maksimum 16 knot.

Dalam rancangan PT PAL, rumah sakit terapung dilengkapi dengan poli rawat, ruang operasi, ruang rawat inap, dan unit gawat darurat, bisa menampung 32 kru, 70 staf medis, dan 204 relawan.

Selain itu, ruang rawat inap untuk 60 pasien ditambah delapan pasien isolasi, empat pasien ICU, tiga pasien HCU, 16 pasien UGD dan ditambah empat tenda, dengan kapasitas satu tenda untuk 10 pasien. 

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019