Balikpapan, (ANTARA) - Tokoh masyarakat pemangku adat dan budaya Berau H Aji Bahrul Hadi yang juga sultan dari Kesultanan Gunung Tabur, Berau, Kalimantan Timur, turut angkat bicara mengenai Pemilu Serentak 17 April lalu dan prosesnya yang masih terus berjalan hingga 22 Mei mendatang.

“Kami mengamati, Pemilu 2019 ini sudah berlangsung sangat transparan, jujur, dan adil,” kata Sultan di istana Kesultanan Gunung Tabur di seberang Sungai Segah di Kota Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Kamis.

Karena itu, lanjut Sultan, semua pihak harap menunggu dengan sabar proses perhitungan suara yang sedang berlangsung di setiap tingkatan. Dalam awal pekan kedua Mei ini, perhitungan resmi atau real count suara sedang berada di tingkat kecamatan. Sebagian yang sudah selesai langsung menggabungkan perhitungan di tingkat kabupaten atau kota.

“Saya berharap proses yang lancar ini hingga di tingkat provinsi, juga terus sampai tingkat nasional,” kata Sultan.

Kepada seluruh masyarakat, terutama warga Kabupaten Berau, Sultan mengajak bersama menjaga situasi keamanan dan kedamaian.

Kesultanan Gunung Tabur, bersama dengan Kesultanan Sambaliung adalah pembentuk utama Kabupaten Berau yang dikenal sekarang. Wilayah kedua kerajaan dipisahkan oleh Sungai Segah, sungai besar yang membelah Kota Tanjung Redeb.

Kedua kerajaan juga bersepakat untuk bergabung dengan Republik Indonesia, dan bersama-sama dengan Kesultanan Bulungan, Kesultanan Kutai, dan Kesultanan Paser, juga Kota Samarinda yang menjadi bagian dari wilayah administrasi Oost Borneo pemerintahan Hindia Belanda, membentuk Provinsi Kalimantan Timur. Sebelumnya para bangsawan juga turut menggelorakan perlawanan rakyat semesta pada penjajah.

“Jadi mari kita jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tetap damai,” kata Sultan. Peristiwa politik seperti pemilu adalah agenda rutin setiap 5 tahun dan wajar bila ada perbedaan.

“Tapi jangan sampai itu merusak persatuan dan persaudaraan kita sebagai bangsa, sebagai warga masyarakat,” demikian Sultan Aji Bahrul Hadi, penjaga adat dan budaya Berau.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019