Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise menyatakan keprihatinannya karena berdasarkan Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2018 kekerasan terhadap anak kebanyakan dilakukan oleh teman sebaya.

"Kekerasan yang dilakukan teman sebaya ini memprihatinkan. Kita harus masuk ke sekolah-sekolah," kata Yohana dalam peluncuran Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2018 di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta, Selasa.

Kasus terakhir yang barangkali masih diingat masyarakat Indonesia adalah kekerasan yang terjadi antar anak di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Yohana sudah mengunjungi anak-anak dari pihak-pihak yang terlibat dalam kejadian itu, baik anak korban, anak pelaku, maupun anak saksi.

"Saya katakan bahwa penyelesaian kasus tersebut harus berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak," katanya.

Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2018 dilakukan terhadap 11.410 rumah tangga yang tersebar di 1.390 blok sensus di 232 kecamatan yang berada di 150 kabupaten/kota di 32 provinsi.

Survei tersebut membagi kekerasan ke dalam tiga bentuk, yaitu kekerasan emosional, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual. Menurut survei, prevalensi terbanyak ketiga bentuk kekerasan tersebut dilakukan oleh teman sebaya.

Survei tersebut menyimpulkan dua dari tiga anak dan remaja perempuan atau laki-laki pernah mengalami salah satu bentuk kekerasan sepanjang hidupnya. Kekerasan yang dialami cenderung tumpang tindih antara kekerasan emosional, kekerasan fisik dan kekerasan seksual.

Tiga dari empat anak-anak dan remaja yang pernah mengalami kekerasan salah satu jenis atau lebih melaporkan bahwa pelaku kekerasan adalah teman atau sebayanya.*


Baca juga: Menteri Yohana sebut kekerasan terhadap anak kejahatan luar biasa

Baca juga: KPPAD Kalbar tangani sembilan kasus kekerasan seksual


 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019