Jakarta (ANTARA) - Polda Metro Jaya memasang Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE) dengan teknologi yang bisa memantau lebih banyak pelanggaran lalulintas di 12 titik dari kawasan Harmoni hingga Bundaran Senayan.

"Saat ini ada sejumlah 12 titik lokasi yang sudah terjangkau oleh kamera E-TLE atau bertambah 10 titik dari sebelumnya," kata Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Muhammad Nasir saat dihubungi di Jakarta, Minggu malam.

Kamera E-TLE, kata Nasir, saat ini terdiri atas kamera pengenal plat nomor kendaraan otomatis (ANPR), kamera check point dan pemantau kecepatan (speed radar). E-TLE terbagi dalam 12 titik dari Harmoni hingga Bundaran Senayan.

Untuk kamera ANPR, berada di empat lokasi sepanjang Jalan Gajah Mada hingga Jalan MH Thamrin. Sementara kamera check point ada di delapan lokasi sepanjang Jalan Sudirman hingga Thamrin.

"Penambahan dan peningkatan teknologi kamera ini di Jakarta, karena ibu kota merupakan proyek percontohan (pilot project) E-TLE di Indonesia," kata dia.

Perangkat sistem E-TLE yang ada saat ini memiliki berbagai keunggulan, seperti kamera ANPR yang secara otomatis dapat mendeteksi jenis pelanggaran marka dan lampu lalulintas serta mendeteksi plat nomor kendaraan untuk kemudian disinkronkan dengan database kendaraan.

Selanjutnya adalah kamera check point yang secara otomatis dapat mendeteksi jenis pelanggaran ganjil-genap, tidak menggunakan sabuk keselamatan dan penggunaan ponsel serta terkoneksi dengan database kendaraan.

Sedangkan speed radar, yaitu sensor yang dikoneksikan dengan kamera check point untuk mendeteksi secara seketika (real time) kecepatan kendaraan yang melintas sehingga otomatis akan memberikan sinyal capture bagi kendaraan yang melebihi batas kecepatan.

Sementara itu, Kasi STNK Ditlantas Polda Metro Jaya, Arif Fazlurrahman mengatakan dengan sistem E-TLE yang baru, ada beberapa jenis pelanggaran yang terdeteksi. Sebelumnya hanya pelanggaran menerobos lampu merah dan pelanggaran marka.

"Dalam sistem baru ini, dapat mendeteksi penerobos lampu merah, pelanggaran ganjil-genap, pelanggaran marka jalan, pelanggaran batas kecepatan, tidak mengenakan sabuk keselamatan sampai menggunakan ponsel saat berkendara," ujarnya.

Sistem tilang elektronik atau E-TLE mulai diuji coba pada 1 Oktober 2018, menurut Ditlantas Polda Metro Jaya, sangat berdampak positif. Berdasarkan data pelanggaran lalu lintas di lokasi yang terpasang sistem E-TLE, secara berangsur-angsur mengalami penurunan hingga 44,2 persen selama empat bulan masa uji coba.

Tercatat di Jakarta telah dilakukan sejumlah 6.125.726 penindakan pelanggaran. Artinya dalam sehari rata-rata telah terjadi sekitar 2.800 penindakan pelanggaran lalu lintas.
Baca juga: Ditlantas Polda Metro mendapatkan 10 set alat ETLE
Baca juga: Polisi: Titik ETLE di jalur Transjakarta sudah dipetakan
Baca juga: Sebelum Pilpres 2019 ETLE berkamera baru akan beroperasi

Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019