Purwokerto (ANTARA) - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong mahasiswa untuk menekuni teknologi robot, kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belwama) Kemenristekdikti Ismunandar.

"Di dunia sekarang ini kan sangat penting kemampuan-kemampuan digital, kemampuan 'programing', kemampuan 'robotics'. Jadi kita dorong terus anak-anak untuk berkarier," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu siang.

Ismunandar mengatakan hal itu kepada wartawan usai membuka Kontes Robot Indonesia (KRI) 2019 Regional III di Auditorium Grha Widyatama, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Menurut dia, mahasiswa yang menjadi peserta KRI 2019 Regional III dengan segala kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya berupaya membuat robot-robot yang canggih.

"Saya ucapkan terima kasih kepada dosen-dosen pembimbing yang telah membimbing mereka (mahasiswa, red.), juga pimpinan perguruan tinggi karena banyak robot itu harganya lumayan mahal untuk merealisasikannya," katanya.

Ia mengatakan tiga pemenang tingkat nasional dari lima divisi yang diperlombakan nantinya akan mengikuti kejuaraan internasional.

Dalam hal ini, kontes robot tersebut terdiri atas lima divisi, yakni Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, KRSBI Humanoid, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), dan Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI).

Juara pertama divisi KRAI Tingkat Nasional 2019 akan menjadi wakil Indonesia pada ABU (Asia-Pacific Broadcasting Union) Robocon 2019 di Mongolia, juara pertama divisi KRPAI Tingkat Nasional 2019 akan menjadi wakil Indonesia pada Trinity College International Robot Contest 2020 di Hartford, Connecticut, Amerika Serikat.

Selain itu, juara pertama divisi KRSBI Humanoid Tingkat Nasional 2019 akan menjadi wakil Indonesia pada RoboCup 2020, sedangkan untuk KRSTI dan KRSBI Beroda belum diatur afiliasinya.

Disinggung mengenai kemungkinan adanya bantuan dana dari Kemenristekdikti untuk mahasiswa dalam rangka mengembangkan robot, Ismunandar mengatakan bantuan tersebut tetap ada meskipun jumlahnya sedikit.

"Ada, sedikit, tapi ya tadi kalau tidak dibantu dari perguruan tinggi masing-masing, ya tidak akan bisa. Pimpinan perguruan tinggi pasti akan membantu. Kita membantu, cuma tidak bisa besar karena kan banyak yang harus dibantu," katanya.

Ia mengaku optimistis mahasiswa akan yang menjadi wakil Indonesia bisa menang dalam kontes robot tingkat internasional.

"Tahun ini yang di Trinity, dari UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) menang, dapat medali emas. Jadi, kita berharap yang tahun depan, prestasi yang gemilang juga bisa ditorehkan oleh delegasi kita," tegasnya.

Dalam hal ini, Tim Robotik UMM saat mengikuti kejuaraan "Trinity College Fire FIghting Home Robot Contest" di Trinity College Hartford, Amerika Serikat, 13-15 April 2019, memenangkan dua kategori, yakni robot berkaki (juara pertama dan kedua) serta robot beroda (juara kedua).

Ajang KRI 2019 Regional III yang digelar di Auditorium Grha Widyatama Unsoed Purwokerto, 26-27 April, diikuti 81 tim dari 34 perguruan tinggi di wilayah Jawa bagian tengah serta Kalimantan bagian timur dan selatan.

Kontes robot tersebut terbagi dalam lima divisi, yakni Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, KRSBI Humanoid, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), dan Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI).

Khusus untuk divisi KRSTI, tarian yang dilombakan dalam KRI 2019 berupa tari Jaipong dari Jawa Barat.

Seluruh peserta KRI 2019 Regional III pada hari Sabtu (27/4) mengikuti tahap penjurian setelah menjalani running test dan simulasi yang dilaksanakan pada hari Jumat (26/4). 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019