Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat pagi mengalami lima kali gempa guguran menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

Kepala BPPTKG Hanik Humaida lewat keterangan resmi mengatakan lima kali gempa guguran yang terekam selama pukul 00.00-06.00 WIB amplitudonya 3-35 mm dan berdurasi durasi 22-81 detik.

BPPTKG juga mencatat satu kali gempa embusan dengan amplitudo lima mm dan durasi 21.3 detik, satu kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo lima mm selama 14 detik, dan satu kali gempa hibrida dengan amplitudo lima mm selama 12 detik.

Sementara pengamatan visual menunjukkan adanya asap putih tipis setinggi 150 meter di atas puncak kawah Merapi.

Di gunung api, angin bertiup lemah hingga sedang ke arah selatan, suhu udara 17-20 derajat Celsius, kelembaban udara 69-83 persen, dan tekanan udara 565-706 mmHg.

Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG meminta warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi, dan mengimbau warga sekitar kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan karena jarak luncur awan panas guguran Merapi semakin jauh.

Baca juga:
Awan panas guguran 1.000 meter meluncur dari Gunung Merapi
Gunung Merapi luncurkan awan panas sejauh 1.100 meter

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019