Kita memang mesti pikirkan aspek dari industrinya. Dengan membekukan sekian pesawat, apa imbas keekonomiannya.
Jakarta (ANTARA) - Pengamat Penerbangan Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengimbau langkah pembekuan sementara pengoperasian pesawat Boeing 737 Max 8 harus diberi batas waktu mengingat mempertimbangkan keberlangsungan industri penerbangan.

“Kita memang mesti pikirkan aspek dari industrinya. Dengan membekukan sekian pesawat, apa imbas keekonomiannya. Tentu kita enggak bisa bicara uang dibandingkan dengan nyawa, tapi mitigasi risikonya seperti apa,” kata Ziva di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, dia menjelaskan kebijakan pembekuan sementara perlu dibarengi dengan upaya mitigasi risiko ditambah keadaan industri penerbangan nasional sedang menghadapi berbagai tantangan.

Financial loss atau economical loss-nya ini bisa segera dikompensasi dengan economical gain bagaimana pesawat ini bisa beroperasi dan making money,” katanya.

Karena itu, dia menambahkan, perlu ada pembatasan waktu sampai kapan pemberlakuan ini akan berlangsung.

“Kalau sampai saru tahun, mungkin maskapai jual saja, karena itu harus ada pertimbangan,” katanya.

Terlebih, Ziva menekankan penyebab kecelakaan harus segera dipecahkan karena akan menjadi acuan perbaikan dan keberlangsungan industri maskapai.

“Secara hitam di atas putih, kita belum punya basis kuat bahwa pesawat ini grounded karena penyebab apa, kedua kecelakaan ini belum tahu,” katanya.

Apabila kesalahan dari faktor manusia, dia mengatakan, aspeknya sangat lah banyak, begitu pula dari faktor alam dan faktor teknis.

“Bisa saja human error. Itu pun bisa dipecah manusia yang di cockpit, manusia yang melakukan perawatan atau manusiayang mana. Kedua meskipun kemungkinan tidak karena cuaca bagus, bisa saja aspek meteorologi light atau weight turbulence. Dan itu di fase critical take off pula. Ketiga teknikal dan lain-lain, ini belum punya jawabannya,” katanya.

Ziva mengapresiasi langkah pemerintah untuk membekukan sementara Boeing 737 Max 8, tetapi harus ada pembatasan waktu.

“Untuk tahap pertama temporary grounding dengan batas waktu karena dengan membekukan operasi pesawat kita mengurangi risiko tapi dengan membekukan tanpa mesti diketahui apa yang mesti diperbaiki itu kan mengeluarkan biaya juga. Kita bilang jangan pakai mobil itu tapi enggak tau apa yang rusak. Kita tahu dulu baru grounded wajar,” katanya.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019