Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Internasional "Kita Semua Maryam" yang digaungkan para pemerhati kemanusiaan di seluruh dunia untuk mendukung perjuangan perempuan Al Quds juga mendapat dukungan berbagai tokoh masyarakat anggota legislatif, dan para profesional di Indonesia.

"Gerakan ini merupakan bentuk solidaritas dukungan terhadap perempuan Al Quds yang telah banyak mengalami penderitaan selama menjaga kesucian Al Quds dan tanah air mereka dari penjajahan zionis Israel sejak 70 tahun lalu," kata Ketua Adara Relief Internasional Nurjanah Hulwani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Konsekuensi perjuangan mereka, kata dia, amat berat dan membutuhkan ketegaran luar biasa, seperti dipisahkan dari keluarga dan anak-anak, ditahan, rumah dirampas dan dihancurkan, dilarang memasuki kota tempat tinggal, bahkan dilarang memasuki Masjid Al Aqsha.

Mereka, katanya, layaknya Ibunda Maryam yang sepanjang hidupnya dinisbahkan untuk menjaga Baitul Maqdis, terusir dengan cara yang zalim, namun cinta dan khidmatnya untuk Al-Quds tak pernah surut.

Ia menyatakan Adara percaya bahwa terciptanya perdamaian dunia dimulai dari terciptanya perdamaian di Al Quds.

Ia mengatakan bahwa hak-hak asasi setiap manusia harus mendapatkan perlindungan.

Hal itu, katanya, telah banyak dilanggar oleh penjajah Israel atas perempuan-perempuan Al Quds dan bangsa Palestina secara umum.

Oleh karena itu, kata Nurjanah, gerakan #weareallmary sejak 28 Januari hingga 8 Maret 2019 tersebut dapat menjadi salah satu langkah penting untuk mewujudkan hal tersebut.

Sekecil apapun kontribusi yang diberikan, katanya, sesungguhnya menjadi kekuatan bagi perempuan di Al Quds, karena perjuangan mereka di Al Quds merupakan senjata terbaik untuk menghentikan kezaliman yang dilakukan Israel.

"Perempuan Al Quds membutuhkan dukungan kita semua. Mereka adalah kita, kita adalah mereka. Karena kita semua Maryam," katanya.

Baca juga: Masyarakat Indonesia diajak Adara Relief International dukung perjuangan perempuan Al-Quds

Baca juga: Adara kembali kirim bantuan untuk pengungsi Palestina
 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019