Kerja sama merupakan hal yang mendasar dalam rangka mewujudkan pembangunan berbasis rendah karbon/ emisi.
Jakarta, (ANTARA News) - Mantan Sekretaris United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), Christiana Figueres mengatakan pentingnya kerja sama antar sektor untuk mewujudkan pembangunan berbasis rendah karbon/ emisi.

"Kerja sama harus terjadi antara pemerintah dan non pemerintah untuk mewujudkan capaian udara dan energi bersih dalam waktu dekat," kata Christiana di Jakarta, Selasa, dalam acara peluncuran Jejaring Indonesia Rendah Emisi di Jakarta, Selasa.

Menurut dia kerja sama merupakan hal yang mendasar dalam rangka mewujudkan pembangunan berbasis rendah karbon/ emisi.

"Segala rencana memang telah terbentuk, tetapi yang paling penting dan juga paling sulit adalah pengimplementasian rencana tersebut. Jadi walaupun rencana tersebut bagus, jika tidak dilakukan itu tidak memiliki dampak dan sia-sia," kata Christiana.

"Hal ini tidak hanya menentukan kualitas masa depan dunia, tetapi juga menentukan kualitas masa depan hidup kita," ungkap Christiana yang juga pemrakarsa Mission 2020.

Menurut dia, Indonesia sendiri mempunyai harapan yang bagus untuk lebih menguatkan perencanaan pembangunan rendah karbon baik dalam rencana pembangunan jangka menengah maupun jangka panjang.

Christiana selanjutnya memaparkan bahwa walaupun saat ini Indonesia memasuki tahun politik  April mendatang, hal yang menyangkut emisi dan perubahan iklim ini bukanlah kepentingan politik, tetapi merupakan tanggung jawab seluruh generasi.

"Sebagai orang-orang dewasa yang ada di Indonesia atau di seluruh dunia, kita harus menciptakan masa depan yang bagus untuk anak-anak kita, yang juga adalah masa depan yang bagus untuk kita semua, dengan cara melakukan kerja sama dan pergerakan terhadap dampak dari perubahan iklim." ujar Christina.


Bangun masa depan

"Kerja sama antar seluruh pihak sangat dibutuhkan agar kita tidak hanya dapat bertahan hidup dari dampak perubahan iklim, tetapi juga dapat menjadikan ini sebagai kesempatan untuk membangun masa depan yang berkelanjutan," kata Staf Khusus Presiden Bidang Lingkungan Prof. Rachmat Witoelar.

Rachmat lebih jauh menjelaskan dunia sebenarnya saat ini tengah  dalam keadaan darurat akibat perubahan iklim dan semua pihak seharusnya terlibat untuk melakukan perbaikan lingkungan.

"Aksi dunia terhadap perubahan iklim masih sangat jauh di bawah target untuk menyelamatkan manusia dan makhluk hidup lainnya dari bencana akibat perubahan iklim," tambah Prof Rachmat.

Di sisi lain, Indonesia sendiri telah menargetkan 29 persen penurunan emisi pada tahun 2020, dengan kontribusi pemerintah  sampai dengan 41 persen penurunan emisi pada tahun 2020 tentunya dengan bantuan pihak-pihak lain untuk mendukung penurunan emisi.

Menurut Rachmat, pihak non-pemerintah memegang kunci untuk mempercepat peningkatan aksi terhadap perubahan iklim yang mendesak dan sudah berada di fase darurat

"Kita punya masalah, tetapi kita juga punya solusinya." kata Prof Rachmat optimistis.

Jaringan Indonesia Rendah Emisi (JIRE) merupakan wadah  untuk menguatkan kerja sama antara pemerintah dan juga pelaku non-pemerintah dalam pengkajian kebijakan rendah karbon, peningkatan pengetahuan dan saling berbagi informasi praktek cerdas dalam pengurangan emisi di antara anggota, peningkatan akses pendaan untuk pembangunan rendah karbon, dan untuk peningkatan keterlibatan sektor swasta dan non pemerintah lainnya dalam implementasi pembangunan rendah karbon di Indonesia.

JIRE juga ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan saling berbagi informasi tentang praktek cerdas dalam pengurangan emisi. ***3***

Baca juga: Pemerintah masukkan pembangunan rendah karbon dalam RPJMN 2020-2024

 

Pewarta: Citra Maharani Herman dan Ganet
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019