Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan Rapat Pimpinan TNI selama tiga hari telah memetakan tantangan di 2019 yang harus diantisipasi karena terkait keamanan negara.

"Dalam Rapim TNI, tantangan 2019 antara lain gangguan keamanan di Papua, kerawanan bencana dan menyukseskan Pemilu 2019," kata Hadi dalam konprensi pers di Mabes TNI, Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan gangguan keamanan di Papua menjadi prioritas TNI untuk mengatasinya yaitu dengan melakukan operasi Penegakan Hukum di wilayah tersebut.

Menurut dia, dari tiga tantangan itu, dirinya telah memerintahkan Panglima Komando Utama (Pangkotama) untuk menyiapkan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan kesiapan personil.

"Itu kami proyeksikan karena karakteristik ancaman saat ini sudah berubah, dari yang biasa menjadi sangat eskalatif, campuran, dan dalam tempo yang lama," ujarnya.

Khusus terkait penanganan bencana, menurut dia, TNI berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan mengembangkan personil Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana.

Hadi juga menekankan dalam Rapim TNI bahwa institusinya harus fokus pada percepatan pencapaian Kekuatan Pokok Minimum atau "Minimum Essential Forces" (MEF) pada Rencana Strategis (Renstra) kedua.

Menurut dia, MEF di Renstra kedua masih 62,8 persen sehingga ditargetkan realisasinya bisa mencapai 72-75 persen.

"Saat ini baru 62,8 persen sehingga ditargetkan capaian MEF menjadi 72-75 persen. Kami fokus realisasikan itu," katanya.

Untuk keamanan Pemilu, Hadi menjelaskan institusinya terus melakukan sinergi dengan Polri agar pelaksanaan pesta demokrasi baik Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 bisa berlangsung sukses.

Dia menegaskan bahwa soliditas dan sinergi TNI-Polri dijaga dengan baik agar Pemilu berlangsung aman dan sukses serta tanpa ada gangguan dari dalam dan luar.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019