Mataram (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letjen Doni Monardo pada Rabu memimpin upacara pelepasan 2.289 tenaga fasilitator terpadu yang akan membantu percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga yang rusak berat akibat gempa di Nusa Tenggara Barat NTB).

Usai upacara yang berlangsung di halaman kantor Gubernur NTB di Kota Mataram, Doni mengatakan tenaga fasilitator tersebut meliputi anggota TNI/Polri, aparat kementerian dan masyarakat sipil.

Ia merinci 1.280 tenaga fasilitator berasal dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 500 orang dari Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI dan 500 orang dari Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polri.

"Mereka ini nantinya akan bertanggungjawab sebagai fasilitator rumah rusak berat," katanya.

"Yang sudah turun ke lapangan dari Kementerian PUPR itu 766 orang. Belum lagi tidak hasil rekrutmen baru dari Kemen PUPR 523," ia menambahkan.

Selanjutnya, menurut Doni, akan ada penambahan 1.000 tenaga fasilitator serta dukungan 1.000 prajurit dari Zeni Konstruksi dan Zeni Bangunan.

"Fasilitator juga diharapkan dapat mendampingi seluruh proses yang dilakukan Pokmas dalam percepatan rekonstruksi rusak berat, sehingga nantinya masyarakat dapat kembali menempati hunian yang layak seperti sebelum terjadinya gempa bumi," katanya.

Ia meminta tenaga fasilitator bersinergi dan berkoordinasi dalam menjalankan tugas supaya perbaikan rumah warga yang rusak berat akibat gempa berjalan sesuai rencana dan selesai tepat waktu.

Doni mengatakan dampak gempa bumi yang melanda sebagian wilayah NTB pada Juli hingga Agustus 2018 masih dirasakan oleh masyarakat sampai sekarang.

"Kepedulian kita sangat dibutuhkan masyarakat. Karena banyak masyarakat NTB yang rumahnya rusak berat, kehadiran fasilitator bisa membantu dalam mendampingi dan membuat Pokmas dalam rekonstruksi," katanya.

Baca juga:
1.500 aparat TNI/Polri bantu bangun hunian korban gempa NTB
72 persen korban gempa NTB sudah terima bantuan dana rekonstruksi

 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019