Lamongan (ANTARA News) - Presiden RI Joko Widodo dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo meyakini harga barang-barang kebutuhan pokok masyarakat tetap stabil.

"Saya tadi sangat senang sekali dapat laporan dari Gubernur Jawa Timur," kata Presiden di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Senin.

Presiden melanjutkan, "Memang di luar konteks, tetapi itu sangat relevan karena memang pada tahun-tahun politik seperti ini perlu penjelasan-penjelasan yang lebih konkret".

Menurut Jokowi, kalau yang menjelaskan itu gubernur, akan memberikan lebih keyakinan bahwa memang angka inflasi itu ada hubungannya dengan stabilitas harga.

Presiden menyampaikan hal itu dalam acara peresmian masjid kampus "Ki Bagus Hadikusumo" dan perubahan bentuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah serta peletakan batu pertama pembangunan tower Universitas Muhammadiyah Lamongan di kampus STIKES Lamongan tersebut.

Gubernur Jatim Soekarwo saat memberikan laporan sebelum sambutan Presiden memaparkan mengenai harga 17 bahan kebutuhan pokok yang dinilai stabil dengan tingkat inflasi sebesar 1,78 persen.

"Kalau secara nasional, inflasi di bawah 3,5 persen itu artinya harga-harga terkendali karena empat tahun yang lalu inflasi kita masih berada di angka 9 dan 8 (persen). Sekarang bisa kita tekan dan kontribusi provinsi dan daerah itu amat baik terhadap inflasi nasional," ungkap Presiden.

Menurut Presiden, seperti pemaparan Gubernur Soekarwo, angka inflasi di Jatim sebesar 1,78 persen, sedangkan pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,48 persen.

"Artinya, ada ruang masyarakat mendapatkan keuntungan karena inflasi dan pertumbuhan ekonomi, percuma pertumbuhan ekonomi 6 (persen) tetapi inflasi 9 (persen), tekornya 3 (persen). Ini supaya yang bukan ekonom tahu," tambah Presiden.

Presiden pun mengucapkan terima kasih kepada kerja Gubernur Jatim dan atas tingginya pertumbuhan ekonomi dan rendahnya inflasi di Jawa Timur.

"Saya, tuh, setiap pagi baca angka-angka, sarapan pagi saya harga-harga, harga beras, harga cabai, harga daging, harga daging ayam, harga sayur, semuanya pasti masuk ke meja saya, yang saya baca pertama juga itu," katanya.

Kalau harga naik sedikit, apalagi beras, misalnya Rp100,000, Presiden seketika itu juga menelepon Kepala Bulog, Menteri Perdagangan, dan Menteri Pertanian.

"Hati-hati harus ada operasi pasar untuk mengendalikan hal ini," tegas Presiden.

Ia meminta agar kerja aparat pemerintah di bidang ekonomi tidak hanya terkait makro saja, tetapi juga mikro harus dikuasai.

"Mikro dikuasai, makro harus dikuasai. Tidak gampang mengelola ekonomi sekarang ini karena gejolak di sebuah negara akan berimbas ke negara kita. Kenaikan suku bunga akan berimbas ke negara kita. Akan tetapi, tadi yang naik apa Pak Gub? Buncis, ya? Buncis naik dikit, dikit sekali," tambah Presiden.

Gubernur Soekarwo sebelumnya melaporkan harga kebutuhan 17 barang pokok mulai dari Triwulan I 2017 sampai Triwulan III 2018.

"Harga beras bengawan mentik dan IR 64 stabil, sampai bulan September inflasi 1,78 (persen) kalau inflasi 1,78 (persen) barang naik dari mana? Tidak ketemu, itu laporan kami," kata Soekarwo.

Menurut Soekarwo, harga gula pasir mengalami deflasi, harga minyak goreng mengalami deflasi, harga daging sapi murni dari Rp105 ribu menjadi Rp106 ribu, harga ayam broiler dari Rp28 ribu menjadi Rp29 ribu. Akan tetapi, harga ayam kampung turun.

Harga telur ayam ras turun, harga susu kental manis merek Bendera dan Indomilk stabil, harga susu bubuk instan stabil, dan harga jagung pipilan kering naik sedikit.

"Alhamdulilah, karena jagung pipilan penting bagi petani, garam beryodium deflasi, tepung terigu Triwulan 1 2017 sampai sekarang stabil. Kami cek di pasar betul, memang hampir terbawa info salah. akan tetapi, kami cek langsung 110 pasar (di Jawa Timur)," kata Soekarwo.

Harga kacang kedelai impor lokal stabil, harga mi instan stabil, harga bumbu-bumbu, seperti bawang merah naik, yang lain turun, harga ikan teri stabil, harga kacang hijau stabil, harga kacang tanah, ketela pohon turun, serta sayur-mayur yang naik adallh kol, wortel, dan buncis.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018