Semarang (ANTARA News) - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menyerahkan sertifikat kompetensi kepada 2.513 lulusan pelatihan Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja (BBPLK) Semarang.

"Sertifikat kompetensi di bidang pelatihan vokasi ini wujud pengakuan bahwa lulusan BLK (balai latihan kerja, red.) sudah kompeten di bidang yang mereka pelajari. Ini bekal memasuki dunia kerja," katanya di Semarang, Selasa.

Pemberian sertifikat kompetensi kerja itu merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan "Sinergi Youth Career Fest" yang terselenggara atas kerja sama BBPLK Semarang dengan Sinergi USAID.

Selain itu, 200 sertifikat pelatihan soft skill diberikan juga kepada pemuda difabel dan rentan yang merupakan hasil kerja sama BBPLK Semarang, BLK Surakarta dan Sinergi USAID.

Hanif menjelaskan sertifikat kompetensi dan sertifikat soft skill itu merupakan salah satu upaya mendorong dunia industri untuk mengoptimalkan penyerapan lulusan pelatihan vokasi yang terbukti kompeten dan siap kerja.

"Pelatihan vokasi atau pelatihan kerja di BLK ini sangat penting karena pelatihan ini didasarkan demand driven, kebutuhan pasar kerja, dan dunia industri," katanya.

Diakuinya, kebutuhan tenaga kerja sangat besar, sementara ketersediaan tenaga kerja relatif terbatas, utamanya dari aspek skill sehingga terus digenjot melalui program masifikasi untuk latihan kerja.

"Pemerintah terus melakukan masifikasi ini agar kita memiliki tenaga kerja yang berkualitas dalam jumlah yang relatif memadai. Nantinya, persebarannya juga relatif memadai di berbagai daerah," katanya.

Untuk bisa bersaing di dunia kerja, lanjut dia, maka penguatan, percepatan, dan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui penguatan askses dan mutu pelatihan kerja sangat penting dan mendesak.

Baca juga: Tingkatkan kompetensi, Kemnaker buka 1.000 BLK di pesantren

Pelatihan vokasi, kata dia, menjadi terobosan di tengah sistem pendidikan formal yang membutuhkan waktu panjang dan keterlibatan dunia swasta sangat penting karena pemerintah tidak bisa melakukannya sendiri.

"Harus ada keterlibatan swasta, misalnya dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihannya, pengembangan kurikulum dan materi pelatihan sehingga program pelatihan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan," katanya.

Sementara itu, Direktur USAID Thomas Crehan mengungkapkan kebanggaannya bisa ikut serta dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan yang inklusif di Indonesia, dan Jawa Tengah pada khususnya.

"Kami senang dapat memberikan akses pelatihan kerja yang berkualitas kepada kaum muda yang kurang mampu secara ekonomi dan rentan," katanya.

Sinergi Youth Career Fest yang berlangsung di BBPLK Semarang itu diisi pula dengan peragaan busana karya siswa, bursa kerja, dialog interaktif, kelas edukasi, pameran, hingga standup comedy.

Baca juga: Menaker minta siswa BLK terus tingkatkan kompetensi
Baca juga: Kementerian PUPR: insinyur Indonesia harus bersertifikat kompetensi
Baca juga: Pekerja harus miliki sertifikat kompetensi agar diterima AFTA


 

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018