Musibah ini merupakan ujian, bukan hanya bagi mereka sebagai korban bencana, tetapi juga ujian untuk kita semua. Ketika saudara-saudara kita jadi korban, apakah masih tergerak hati kita untuk membantu
Palu, (ANTARA News) - Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo secara resmi membuka pengoperasian rumah sakit lapangan, yang dibangun sejumlah donatur melalui Baznas di Desa Maku, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

"Musibah ini merupakan ujian, bukan hanya bagi mereka sebagai korban bencana, tetapi juga ujian untuk kita semua. Ketika saudara-saudara kita jadi korban, apakah masih tergerak hati kita untuk membantu," katanya saat meresmikan rumah sakit tersebut, Kamis.

Bambang juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan PT Tradecorp Indonesia, yang memberikan kepercayaan kepada Baznas untuk mengelola dan bantuan sosial mereka, dan keputusan itu merupakan hal yang tepat.

Ia mengatakan, Baznas sebelumnya telah mengoperasikan sejumlah rumah sakit gratis seperti di Kabupaten Parigi Moutong dan Makassar, untuk kaum dhuafa dan fakir miskin.

"Di sini, begitu terjadi bencana, hampir semua orang menjadi miskin, dan barangkali kalau sudah bangkit kembali, akan berubah peta penerima manfaatnya," katanya.

Ketua Baznas Bambang Sudibyo bersama Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Bupati Sigi Muhammad Irwan Lapata dan Direktur PT Tradecorp Indonesia Juliana Wahid mengunjungi sejumlah ruangan rumah sakit lapangan yang terbuat dari container itu.

Ruangan itu di antaranya ruang farmasi, observasi, ruang persalinan dan hingga Instalasi Gawat Darurat (IGD). Di saat bersamaan tempat itu juga dilakukan sunatan massal bagi anak-anak di wilayah tersebut.

Direktur PT Tradecorp Indonesia Juliana Wahid mengatakan total bantuan ruangan yang terbuat dari kontainer sebanyak 12 unit dan enam unit telah direalisasikan saat itu.

"Selain menjadi ruangan rumah sakit, unit container lainnya juga difungsikan menjadi toilet," ujarnya.

Juliana berharap semoga bantuan kecil itu dapat membatu menghilangkan sedikit rasa luka bagi masyarakat Sulteng.

Bantuan itu merupakan bukti empati perusahaan, dan kedepannya akan berkesinambungan khususnya di daerah-daerah bencana.

"Untuk unit tersisa, dapat dibangunkan di daerah lain yang juga berfungsi sebagai rumah sakit lapangan," katanya.

Bupati Sigi, Muhammad Irwan Lapata mengatakan pascabencana di daerah tersebut, persoalan pelayanan kesehatan merupakan hal yang paling mendasar. Akibat bencana, rumah sakit daerah hingga Puskesmas juga mengalami kerusakan.

"Sebagian Puskesmas sudah melakukan pelayanan, tetapi semuanya belum cukup," ujarnya.

Bupati mengatakan bantuan Baznas tersebut sangat meringankan beban sebagai pemerintah daerah yang terus fokus melakukan pelayanan maksimal bagi masyarakat.

Di hadapan gubernur, Bupati Sigi juga melaporkan adanya penurunan jumlah kepala keluarga (KK) di pengungsian, dari 46 ribu KK menjadi 25 ribu KK.

Sementara untuk pendataan rumah rusak berat berjumlah 11.066 unit, yang perlu disiapkan hunian sementara (Huntara) bagi warga tersebut.

Sebagian sudah dilakukan pembangunan Huntara, bahkan ada juga yang telah ditingggali masyarakat, katanya.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengucapkan terima kasih atau dukungan dan bantuan oleh Baznas selama ini, dari penyaluran logistik, pembangunan Huntara hingga rumah sakit lapangan.
 
"Semoga para pengurus Baznas dapat diberikan kemudahan untuk terus bekerja," kata gubernur.

Gubernur mengatakan, rumah sakit itu sangat dibutuhkan masyarakat dan penempatan yang dilakukan di daerah tersebut sangat strategis, untuk menjangkau masyarakat yang sangat membutuhkan.

Longki berharap, jika nantinya Baznas membangun kembali rumah sakit lapangan, dapat dilakukan di wilayah pantai barat atau Kabupaten Donggala bagian utara.

"Daerah itu juga merupakan tempat yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan," katanya.

Baca juga: Bayi perempuan lahir di RS Lapangan Sigi
Baca juga: Baznas gelontorkan Rp8 miliar bantu Donggala-Palu
Baca juga: Baznas dirikan rumah sakit lapangan untuk korban gempa

 

Pewarta: Fauzi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018