Sekitar 3.000 kursi kami rusak tidak dapat digunakan
Palu, 8/11 (ANTARA News) - Ribuan kursi milik Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, rusak dan hilang pascagempa gempa serta tsunami yang menerjang perguruan tinggi tersebut.

"Sekitar 3.000 kursi kami rusak tidak dapat digunakan," kata Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi M.Pd, saat menyampaikan sambutan pada pembukaan kuliah tamu yang dihadiri Menteri Riset, Tekhnologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir, Kamis di Palu.

Sagaf Pettalongi menyebutkan, selain rusak diterjang tsunami, kursi-kursi milik IAIN juga hilang dijarah oleh orang-orang yang bukan civitas akademika.

Selain kursi, kata dia, perguruan tinggi yang dipimpinnya juga kehilangan pendingin ruangan (AC).

"Ada puluhan AC di beberapa ruangan hilang diambil oleh penjarah," katanya di hadapan Menristekdikti Mohammad Nasir.

IAIN Palu menjadi salah satu wilayah terdampak tsunami yang cukup parah. Hal itu karena letak perguruan tinggi tersebut hanya berjarak selempar batu dengan Teluk Palu.

Pascagempa disertai tsunami menghantam pada Jumat 28 September 2018 petang, perguruan tinggi Islam negeri itu ramai dimasuki oleh orang-orang yang bukan civitas akademika.

Aksi penjarahan di kampus itu terjadi mulai Sabtu 29 September 2018. Penjarah mengambil barang milik negara yang dikelola oleh IAIN Palu.

Mulai dari kursi, AC, lemari, meja, dap air, uang, laptop, notebook, dan barang milik negara lainnya diambil penjarah.

Karena itu, perguruan tinggi terssebut membutuhkan kursi dan sarana penunjang lainnya untuk kebangkitan IAIN Palu agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.(T.KR-HJJ)

Baca juga: Penjarah hamburkan ijazah alumni IAIN Palu pascatsunami
Baca juga: Mahasiswa IAIN Papua galang dana untuk Sulteng
Baca juga: TNI bantu bersihkan IAIN dari lumpur pascatsunami

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018