PT Infoglobal, misalnya, menghadirkan sistem avionika pesawat tempur hasil riset dan pengembangan mereka untuk ...
Jakarta (ANTARA News) - Indo Defence & Expo Forum 2018 —ajang pameran dua tahunan industri pertahanan dan sistem keamanan nasional dan internasional— sudah memasuki masa pelaksanaan untuk kedelapan kali.

Melalui pameran ini, industri pertahanan swasta nasional semakin unjuk gigi. 

Panitia pelaksana, Kementerian Pertahanan bekerjasama dengan PT Napindo Media Ashatama mengeluarkan buku manual pameran yang diterima di Jakarta, Selasa. Sejumlah perusahaan swasta nasional bergiat di sektor ini hadir bersama koleganya dari BUMN industri strategis.

Di banyak negara yang memiliki industri pertahanan maju dan mapan, sektor swasta justru memainkan peran sentral dan memberi banyak devisa bagi negara mereka melalui penjualan benda-benda pertahanan mereka. Sebut saja Lockheed Martin (Amerika Serikat), SAAB (Swedia), Dassault Aviation (Prancis) dan sebagainya. 

Di antara perusahaan swasta nasional yang bergiat di sektor pertahanan ini dan turut dalam Indo Defence & Expo Forum 2018 adalah PT Infoglobal, PT Sritex, Bhimasena Group, PT Sentra Surya Ekajaya, PT Ridho Agung, PT Saba Wijaya, PT Sri RejekiIsman, PT Sentra Surya Ekajaya (SSE), PT Cakra Tunggal Dharma, PT Sport Glove Indonesia, PT Promatra Nusantara (Rudy Project Indonesia), PT Motorola Solutions Indonesia serta PT Mandira Jaya Abadi (MJA Tech).

PT Infoglobal, misalnya, menghadirkan sistem avionika pesawat tempur hasil riset dan pengembangan mereka untuk BAe Hawk 100/200, CASA NC-212/200, C-130 Hercules dan yang didedikasikan untuk F-5E/F Tiger II. Perusahaan teknologi tinggi ini berkantor pusat di Surabaya sebagaimana pusat penelitian dan pengembangan mereka. 

Selain avionika pesawat transport dan militer, PT Infoglobal juga mengembangkan piranti untuk kepentingan sistem monitor laut dan sistem taktis untuk patroli maritim. 

Baca juga: Industri pertahanan semakin maju

BUMN di sektor pertahanan yang turut di antaranya PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT LEN dan PT Dahana. 

Dari sisi internasional, semakin banyak peserta manca negara yang berminat untuk hadir.

Di antara mereka adalah Rheinmetal (Jerman), SAAB (Swedia), Lockheed Martin (Amerika Serikat), KAI (Korea Selatan), FN Herstal (Belgia), Beretta (Italia), Excalibur (Czeck dan Slovakia), SVOS (Czeck), Nexter (Prancis), Reutech (Afrika Selatan), Turkish Aerospace Industries Inc (Turki), dan Polish Armament Group/PGZ (Polandia).

Selama empat hari pameran, panitia melaksanakan pameran dinamis bagi undangan dan publik, yaitu pada 8,9 dan 10 November, masing-masing dua kali sehari, yaitu pada pukul 11.00 WIB dan 15.00 WIB. 

Bagi Indonesia, ajang Indo Defence & Expo Forum 2018 sangat penting. Selain untuk menyatakan kemajuan penguasaan teknologi di sektor pertahanan, juga sebagai ajang menembus pasar internasional untuk produk pertahanan dan sistem pendukung. 

Karena itu, demonstrasi langsung digelar, yang di antaranya akan diisi oleh Batalion Intai Tempur Kostrad. Satuan ini dibentuk pada Desember 2004 sebagai salah satu pasukan unggulan Kostrad. 

Adapun jadwal pameran adalah: 7 November (pukul 12.00-17.00 WIB, untuk undangan/ofisial, pers dan pebisnis), 8-9 November (pukul 10.00-17.00 WIB untuk undangan/ofisial, pers dan pebisnis), dan 10 November (pukul 10.00-17.00 WIB, untuk umum). 

Baca juga: Indo Defence 2018 hadirkan perkembangan terkini teknologi pertahanan
Baca juga: Kemhan kembali gelar Pameran Industri Pertahanan 2018
Baca juga: Pejabat militer Qatar ingin pelajari produk militer Indonesia

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018