Saya juga kebetulan aktif mengikuti latihan menembak, sehingga saya paham betul apa yang menyebabkan sehingga peristiwa peluru nyasar tersebut bisa terjadi."
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta kasus peluru nyasar ke Gedung DPR tidak seharusnya dibesar-besarkan apalagi mengaitkannya dengan situasi politik Indonesia sehingga harus ditanggapi secara proporsional.

"Kasus peluru nyasar ke Gedung DPR tidak seharusnya dibesar-besarkan apalagi mengaitkannya dengan situasi politik Indonesia yang segera menghadapi pemilu legislatif dan pilpres tahun depan," kata Sahroni dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Dia berharap jangan ada pihak-pihak yang "menggoreng" peristiwa tersebut karena kita sudah terlalu sering menganggap hal-hal kecil menjadi lebih besar dan tidak terkendali. 

Politisi Partai Nasdem itu menilai peristiwa peluru nyasar itu kalau dibesar-besar bisa memicu prasangka yang tidak baik padahal kejadian tersebut murni ketidaksengajaan.

"Penyebabnya juga sudah jelas, yakni kelalaian para tersangka saat sedang berlatih tembak reaksi di Lapangan Tembak Perbakin, Senayan," ujarnya.

Sahroni mengatakan dirinya sebagai anggota Komisi III DPR yang juga aktif mengikuti latihan menembak, akan mengangkat isu ini untuk adanya perbaikan kinerja Perbakin.

Karena itu, Sahroni tidak tertarik untuk larut dalam wacana relokasi lapangan tembak sehingga sebelum kita berdebat apakah lapangan tembak perlu direlokasi atau tidak, lebih baik coba pikirkan dulu apakah ternyata SOP-nya yang harus dirombak total atau diperkuat atau memang kepengurusan Perbakin harus direstrukturisasi.

"Saya juga kebetulan aktif mengikuti latihan menembak, sehingga saya paham betul apa yang menyebabkan sehingga peristiwa peluru nyasar tersebut bisa terjadi," katanya.

Selain itu Sahroni juga tidak terlalu berminat dengan ide melapisi kaca di Gedung DPR dengan kaca anti-peluru karena selain hanya akan membebani APBN, sistem yang ada belum dibenahi. 

Dia menilai DPR harus memastikan terlebih dahulu sistem yang ada diperbakin sudah baik dan Perbakin harus membuat SOP yang lebih tegas lagi.

Sebelumnya, peluru nyasar menembus ruangan anggota DPR RI di Gedung Nusantara I yaitu politisi Partai Gerindra Wenny Warrouw di lantai 16 dan politisi Partai Golkar Bambang Herry Purnama di lantai 13.

Peluru nyasar juga ditemukan di ruangan anggota Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri di Lantai 10 nomor 1008, ruangan anggota Fraksi Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu di lantai 9 nomor 915, ruangan anggota Fraksi PAN Totok Daryanto di lantai 20 nomor 2003, dan ruangan anggota Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon di lantai 6 nomor 0617.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018