Perairan Bengkulu merupakan jalur patahan lempeng yang aktif bergeser. Zona itu menyimpan energi besar yang sewaktu-waktu dapat memicu gempa bumi dan berpotensi tsunami. Karena itu, pembangunan shelter mini penting guna meminimalisir korban jiwa saat
Bengkulu (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bengkulu mengusulkan pembangunan sepuluh gedung shelter mini yang berfungsi sebagai tempat evakuasi sementara bila terjadi bencana tsunami di wilayah itu.

"Bengkulu hanya memiliki dua shelter tsunami, padahal perairan wilayah ini berada di zona merah subduksi pertemuan lempeng aktif Indo-Australia dan Eurasia yang berpotensi bencana," kata Kepala BPBD Provinsi Bengkulu, Soemarno di Bengkulu, Senin.

Sepuluh paket usulan pembangunan shelter mini tersebut berlokasi di enam daerah pesisir yakni Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Kaur, dan Mukomuko.

"Shelter mini akan dibangun di kawasan rawan tsunami, padat penduduk, dan pusat pertumbuhan ekonomi seperti Pelabuhan Pulau Bai," ujarnya.

Untuk pembangunannya, Pemprov Bengkulu melayangkan usulan kepada Kementerian BUMN untuk menginstruksikan perusahaan-perusahaan BUMN di Bengkulu agar mengalokasikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pembangunan sepuluh shelter mini tersebut.

"Kami berharap usulan itu dapat ditindaklanjuti oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, karena mengingat Bengkulu merupakan salah satu wilayah rawan bencana gempa dan tsunami di Indonesia," tuturnya.

Berdasarkan catatan sejarah peristiwa bencana di Bengkulu, pada 4 Juni 2000, provinsi ini pernah dilanda gempa yang berkekuatan 7,3 skala richter. Gempa itu mengakibatkan 3.251 korban jiwa yang terdiri dari 2.207 orang mengalami luka ringan, 959 orang luka berat, dan 95 orang tewas serta merusak 46.394 bangunan.

12 September 2007 lalu, Bengkulu kembali diguncang gempa tektonik berkekuatan 7,9 skala richter yang berada pada kedalaman 10 kilometer di bawah laut. Bencana itu menimbulkan 53 korban jiwa yang terdiri dari 26 orang luka ringan, 12 orang luka berat, dan 15 orang tewas serta merusak 67.191 bangunan.

"Perairan Bengkulu merupakan jalur patahan lempeng yang aktif bergeser. Zona itu menyimpan energi besar yang sewaktu-waktu dapat memicu gempa bumi dan berpotensi tsunami. Karena itu, pembangunan shelter mini penting guna meminimalisir korban jiwa saat terjadi bencana," tutupnya.*

Baca juga: Pariaman siapkan tiga titik shelter sementara tsunami

 

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018