Gorontalo (ANTARA News) - Wilayah Gorontalo akan ikut merasakan dampak peristiwa equinox, saat matahari berada tepat di garis khatulistiwa, pada Sabtu (22/9) menurut Kepala Stasiun Meteorologi Klas I Djalaluddin-Gorontalo, Indar Adi Waluyo.

"Di Wilayah Gorontalo sendiri, matahari akan tepat berada 'di atas kepala' pada Sabtu pukul 11.40 Wita," katanya di Gorontalo, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa selama equinox, bayangan benda tegak tidak akan terlihat, dan sinar matahari terasa lebih panas dari biasanya.

"Jadi inilah salah satu sebabnya jika akhir-akhir ini warga Gorontalo merasakan panas matahari lebih menyengat dari biasanya," kata Indar.

Menurut data Stasiun Meteorologi Djalaluddin Gorontalo, pada Jumat (21/9) suhu maksimum di wilayah Gorontalo, yang masih kemarau, sampai 34,4 derajat Celsius dan kelembaban udaranya minimum 39 persen , masuk kategori cukup panas dan kering.

"Kami mengimbau warga memperbanyak konsumsi air putih dan jika akan beraktivitas di luar rumah gunakan pelindung," imbuhnya.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Gorontalo Fathuri mengatakan peristiwa equinox tahun ini terjadi 21 dan 22 Maret serta 22 dan 23 September.

"Gorontalo sendiri merupakan daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa sehingga fenomena equinox tersebut bisa diamati saat matahari berada di atas kepala," ujarnya.

Baca juga:
Riau saksikan equinox pada 22 September
Yang akan terjadi saat equinox

Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018