Jakarta (ANTARA News) - Taman Baca Pelangi, terus bergerak untuk membantu anak Indonesia agar mau membaca dengan mendirikan perpustakaan yang kini mencapai 100 dan ada 26.000 anak yang bisa menikmati 200.000 lebih buku cerita yang berkualitas . Selain itu melakukan pelatihan pada lebih dari 1000 guru untuk pengelolaan sistem perpustakaan ramah anak dan program literasi anak di Indonesia Timur sejak 2009.

Peresmian perpustakaan yang ke-100 di SDK Nangapanda 1, Ende, Nusa Tenggara Timur ini merupakan rangkaian dari peresmian perpustakaan siklus ketiga dari proyek TB Pelangi dengan sebuah LSM Internasional dalam bidang pendidikan Room to Read.

"Perjalanan panjang mendirikan 100 perpustakaan ramah anak di berbagai pelosok wilayah Indonesia Timur menunjukkan rasa cinta yang besar dari berbagai pihak kepada kemajuan anak-anak di wilayah Indonesia Timur," ujar Founder Taman Bacaan Pelangi, Nila Tanzil.

Baca juga: Cirebon punya bus pustaka keliling

"Kami bangga konsep perpustakaan ramah anak diterapkan di Ende. Kami percaya bahwa perubahan dunia dimulai dari anak-anak yang berpendidikan. Dengan kerjasama ini kami berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan anak untuk membaca," kata Accelator Project Director, Room to Read, Joel Bacha.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyambut baik perpustakaan yang didirikan oleh Taman Baca Pelangi , keberadaan perpustakaan di Indonesia Timur dinilai cukup efisien untuk mendorong anak-anak disana agar mendapatkan bacaan yang berkualitas dan bisa mencerdaskan anak bangsa.

"Atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kami sangat mengapresiasi upaya dari Taman Bacaan Pelangi ini yang semangat untuk memajukan minat baca anak Indonesia melalui penyediaan buku-buku yang berkualitas," ujar Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Hubungan Pusat dan Daerah, James Modouw.

Nila menambahkan bahwa ia tidak pernah menyangka bisa sampai sekarang, Taman Bacaan Pelangi sekarang sudah menjadi sebuah gerakan yang besar yang bisa membangkitkan semua orang untuk membantu menyediakan buku-buku yang berkualitas.

"Tentunya senang, awalnya saya tidak menyangka akan menjadi gerakan yang besar, banyak orang yang membantu dan peduli pada anak Indonesia Timur, banyak yang memberikan bacaan yang berkualitas, saya yakin dengan membaca yang berkualitas akan merubah kehidupan anak Indonesia Timur," ujarnya.

Salah satu faktor keberlanjutan, lanjutnya,  memberikan pelatihan kepada para guru untuk menumbuhkan minat baca pada anak, perpustakaan disana masuk kepada kurikulum sekolah mata pelajaran khusus untuk masuk ke perpustakaan, jika anak masuk ke perpustakaan otomatis mereka akan ada keinginan untuk membaca buku, melakukan rapat dengan masyarakat setempat, karena ini kolaborasi dengan pemerintah kepala sekolah dan orang tua murid, tanpa mereka semua tidak akan berjalan perpustakaan itu.

TB Pelangi sudah meluncurkan sebuah inisiatif baru dengan menyelenggarakan lokakarya dan kegiatan pendampingan bagi komunitas atau lembaga yang ingin mendirikan perpustakaan serupa di berbagai daerah.

Baca juga: Perpustakaan Jakarta dikunjungi lebih dari dua juta orang dari Januari-Agustus 2018
Baca juga: Para pengembang perpustakaan dapat penghargaan Perpusnas
Baca juga: BPK resmikan perpustakaan riset

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018