Jakarta (ANTARA News) - Asupan garam yang berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan terutama bagi pasien stroke karena memicu stroke berulang.

Namun, bukan berarti pasien stroke harus menghindari mengonsumsi zat ini, karena bila kekurangan, bencana akan dia hadapi.

"Yang sering terjadi pada pasien stroke karena terlalu takut mengonsumsi garam, menyebabkan kekurangan garam. Ini tidak baik karena justru menyebabkan serangan stroke ulang, karena kekurangan jumlah darah yang dibutuhkan karena airnya malah keluar jadi sel-sel malah jadi bengkak dan terjadi kematian sel," ujar spesialis saraf yang berfokus juga pada kasus stroke dari RSCM, dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S kepada ANTARA di Jakarta belum lama ini.

Jumlah asupan garam yang cukup menjadi rekomendasi para ahli kesehatan demi menjaga tekanan darah tetap normal dan cukup sampai ke otak.

"Kalau zat-zat yang dibutuhkan kurang artinya kalau sudah stroke kita butuh pertumbuhan sel-sel baru, butuh perbaikan, itu membutuhkan nutrisi dan aliran darah yang cukup," kata Amanda.

Baca juga: Benarkan daging kambing pemicu tekanan darah naik?

Poin utama dalam pembatasan asupan garam dalam makanan tidak menyediakan garam tambahan di meja.

"Masak seperti biasa tetapi tidak disediakan gambar tambahan. Kalau jumlah garam dikurangi, takutnya malah kekurangan, akibatnya enggak bagus. Kami suka mendapatkan pasien kekurangan kesadaran ternyata bukan karena stroke ulang tetapi karena kurang natrium," pungkas Amanda.

Baca juga: Multivitamin tak terbukti bisa cegah penyakit jantung

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018