Kalau belajar dari buku saja, menempel di ingatan itu tidak terlalu dalam, tetapi jika ada kegiatan seperti ini, akan ada kesan melekat begitu lama di ingatan siswa,
Bengkulu, (ANTARA News) - Adi Budi Prayoga, siswa SMK Negeri 1 Baras, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat yang berkunjung ke Bengkulu bersama 22 teman lainnya mengaku mendapatkan banyak keuntungan dari kegiatan Siswa Mengenal Nusantara (SMN) 2018.

Salah satunya ketika mereka diajak berkeliling ke sejumlah tempati wisata, termasuk ke Rumah istri Presiden Soekarno, Fatmawati.

"Akhirnya kami betul-betul mengenal ibu Fatmawati," ujarnya.

Adi yang didaulat sebagai ketua rombongan 23 siswa dari Sulawesi Barat adalah peserta program SMN yang berkunjung ke Provinsi Bengkulu pada 6--12 Agustus 2018.

BUMN Hadir kembali memberi kesempatan bagi ratusan siswa untuk pertukaran kunjungan antar-propinsi guna mengenal kondisi daerah lain, serta memperkenalkan daerah dalam pogram yang diberi nama Siswa Mengenal Nusantara (SMN 2018).

Adi bersama temannya yang lain selama ini mengaku tidak tahu banyak siapa sesungguhnya Fatmawati, yang ia tahu dari pelajaran hanya sebatas sebagai sosok ibu negara dari presiden pertama.

Sementara informasi sejarah lainnya seperti Fatmawati adalah seorang putri asal Provinsi Bengkulu, seperti apa rupanya, rumah dan cara Fatmawati berkenalan dengan Presiden Soekarno baru ia dapatkan ketika berkunjung ke Bengkulu dalam kegiatan SMN.

"Kami sangat bersyukur sekali terpilih menjadi perwakilan SMN, dan kami baru tahu Bengkulu itu seperti apa setelah sampai juga seperti apa pula rumah ibu Fatmawati serta tempat pengasingan Presiden Soekarno, ini pengalaman tak ternilai," ujarnya.

SMN benar-benar membuka wawasan para siswa peserta, apalagi banyak hal mengenai edukasi yang diperkenalkan selama penyelenggaraan, kata pemuda itu.



Kesan melekat

Guru Pendamping dari Siswa Mengenal Nusantara asal Sulawesi Barat, Maryam SPd, MPd, menyebutkan program Siswa Mengenal Nusantara sangat bagus untuk dunia pendidikan.

Para siswa akan menjadi mudah memahami berbagai nilai edukasi yang disuguhkan selama rangkaian kegiatan SMN.

"Kalau belajar dari buku saja, menempel di ingatan itu tidak terlalu dalam, tetapi jika ada kegiatan seperti ini, akan ada kesan melekat begitu lama di ingatan siswa," kata dia.

Hal ini kata Maryam, karena peserta SMN ketika berkunjung, diperkenalkan pada sisi ekonomi kreatif, budaya, adat, kesenian, pembinaan karakter dan sejarah yang semuanya sesungguhnya sudah dipelajari di sekolah.

Contohnya, lanjut dia, pada pelajaran sekolah telah diajarkan bagaimana runut sejarah Presiden Soekarno dan Fatmawati, tetapi sebatas pada teks bacaan, sedangkan saat berkesempatan mengunjungi Provinsi Bengkulu, para siswa ini melihat langsung seperti apa situs bersejarah tentang presiden dan ibu negara tersebut.

"Tentunya dengan hal seperti ini membuat anak-anak menjadi lebih paham dan tertanam dalam ingatan mereka," ujarnya.

Maryam bersyukur BUMN dalam program BUMN Hadir Untuk Negeri menyuguhkan satu program bernama Siswa Mengenal Nusantara, yakni pertukaran pelajar antar provinsi, sehingga para siswa bisa mengenal langsung banyak hal, seperti sejarah, seni, budaya kebiasaan dan karakter suatu daerah dari sisi ekonomi.

Ia berharap kegiatan Siswa Mengenal Nusantara ini terus berlangsung tiap tahunnya sehingga akan lebih banyak lagi siswa yang mendapatkan pencerahan dan wawasan mengenai ibu pertiwi.



Perkuat Kebinekaan

Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebutkan program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) yang diselenggarakan BUMN di provinsi tersebut memberikan sejumlah kegiatan yang sarat akan nilai pendidikan.

Seperti, memperkenalkan bahwa Bengkulu merupakan kota bersejarah yakni kampung halaman ibu negara Fatmawati, serta tempat pengasingan Presiden Soekarno.

"Namun yang tak kalah pentingnya dari itu, yakni kegiatan SMN menjadi wadah yang baik untuk memperkuat kebhinekaan," kata dia.

Dengan mengenal karakter daerah lain, kata Rohidin, kita tentu lebih menghargai keberagaman, oleh karena memiliki pandangan dan wawasan yang lebih luas.

"Memperkaya wawasan tentang keberagaman Indonesia tentu membuat kita lebih mengerti dan memahami suku, ras dan masyarakat dari banyak daerah," ucapnya.

Hal tersebut diyakini mampu memperkuat kerukunan serta rasa persaudaraan bangsa, sehingga menjadi cikal bakal yang membentuk masyarakat untuk maju dalam berbagai hal dan lebih pentingnya dibalut perdamaian.

"Semoga pelajar bisa memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, untuk Bengkulu sendiri pada kegiatan yang sama juga mengirimkan 26 pelajar ke Sulawesi Barat," ujarnya.

PT Bank Tabungan Negara Tbk menjadi koordinator program BUMN Hadir Untuk Negeri, BTN menjadi penyelenggara untuk Provinsi Bengkulu.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, Maryono, menyebutkan bahwa ada sejumlah kegiatan yang digelar pada rangkaian program BUMN Hadir Untuk Negeri, dan pada umumnya kegiatan dikaitkan dengan situs bersejarah di Bengkulu.

Contohnya peserta SMN diajak berkunjung ke rumah Fatmawati, dan pengasingan Bung Karno, mengikuti kegiatan malam renungan peringatan HUT RI yang digelar di rumah pengasingan Bung Karno, begitu juga dengan upacara detik-detik proklamasi.

Dengan mengaitkan kegiatan pada tempat bersejarah, harapannya bisa menyampaikan pesan bagaimana Presiden Soekarno dengan kegigihannya memperjuangkan kemerdekaan bahkan membuat dirinya diasingkan sebagai tahanan politik karena dianggap merugikan pemerintahan kolonial pada masa itu.

Namun ternyata menjadi tahanan politik, diasingkan dan terisolasi tidak menyurutkan semangat Bung Karno untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah.

"Demikian pula kita, tidak boleh menyurutkan semangat membangun bangsa," ucapnya.*

 

Baca juga: Menyemai benih nasionalisme lewat siswa mengenal nusantara

Baca juga: BUMN Hadir - Peserta SMN peduli kebersihan kawasan Baduy



 

Pewarta: Boyke ledy watra
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018