Mekkah  (ANTARA News) - Kepala Bidang Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ahmad Abdullah menemukan katering di Tanah Suci yang tidak menyajikan kuliner Nusantara sebagaimana kontrak.

"Kami menginginkan produksi makanan khas Indonesia, tapi mereka malah masak yang khas Arab. Nasinya khas Arab. Lauknya juga. Berkali-kali kami sampaikan keluhan, tapi tidak diindahkan, ya sudah tidak kami pakai lagi," kata Abdullah di Mekkah, Selasa.

Dia mengatakan PPIH selalu berupaya menyajikan kuliner Nusantara untuk jamaah haji Indonesia.

Adanya kuliner Nusantara, kata dia, akan menambah kenyamanan jamah di Tanah Suci karena mereka dapat merasa di kampung halaman sendiri dan bisa fokus beribadah.

Abdullah mengatakan terdapat 300 dapur katering yang siap melayani jamaah Indonesia. Dari ratusan jasa boga itu memiliki kapasitas produksi yang beragam mulai dari yang kecil, menegah dan besar.

Dalam pantauan PPIH, kata dia, terdapat katering yang menyajikan makanan tergolong hambar untuk jamaah Indonesia. Jasa boga tersebut pelit bumbu padahal perusahaan besar.

Terhadap perusahaan seperti itu, lanjut dia, pihaknya tidak akan memakai lagi sebagai mitra penyedia kuliner jamaah Indonesia.

Dia mengatakan bagi perusahaan katering yang mempertahankan cita rasa Nusantara akan terus dipertahankan meski skala produksinya tidak besar.

Guna menghindari kebosanan jamaah Indonesia terhadap lauk pauk, Abdullah mengatakan pihaknya melakukan inovasi dalam tiga tahun terakhir.

Salah satunya, kata dia, dengan melakukan variasi menu sehingga tidak bosan dengan menu yang monoton.

"Dulu mereka sering mengeluhkan menu yang sama. Dalam satu hari sayuran buncis dan kubis selalu ada, sehingga selera makan jamaah berkurang," kata dia.

Baca juga: Jamaah haji Indonesia dapat menu makan khas Tanah Air
 Baca juga: 72 perusahaan katering layani jamaah haji Indonesia tahun ini
 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018