Jakarta (ANTARA News) - Utusan Pemerintah Jepang mengunjungi Yayasan Lingkar Perdamaian yang dipimpin bekas teroris Ali Fauzi di Desa Tenggulun, Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Selasa.

Kunjungan itu bagian dari upaya pemerintah Jepang mempelajari pendekatan lunak yang ditempuh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam menangani pelaku terorisme.

Kedatangan delegasi yang berasal dari badan antiteror yang juga mewakili salah satu kementerian Jepang yang didampingi Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius itu disambut hangat oleh Ali Fauzi beserta pengurus dan binaan yayasan tersebut.

"Mereka sangat antusias bahkan terharu melihat fakta di Tenggulun ini. Saya katakan setiap orang punya hati dan sepanjang kita mampu menyentuhnya, mereka pasti mau kembali," kata Suhardi dikutip dalam siaran pers.

Delegasi Jepang mengaku tidak pernah membayangkan cara-cara lunak seperti itu sebelumnya dalam menangani terorisme. Beberapa waktu lalu Jepang menghukum mati 13 teroris yang melakukankan teror gas sarin di stasiun kereta api.

Mereka ingin melihat dan berkomunikasi langsung dengan Ali Fauzi, adik pelaku Bom Bali 1 Amrozi, beserta teman-teman, dan keluarganya.

"Intinya mereka ingin melihat secara riil yang telah kami kerjakan. Jadi, tidak hanya tataran konsep, tapi juga implementasinya," jelas Suhardi.

Pendekatan lunak yang digunakan BNPT menarik perhatian sejumlah negara. Sebelumnya Menlu Belanda juga datang ke Tenggulun.

Badan Antiteror Belanda dan Wakil Presiden Badan Antiteror Jerman mengunjungi Pondok Pesantren Al Hidayah pimpinan mantan teroris Khairul Ghazali di Sei Mencirim, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Delegasi Amerika Serikat juga pernah hadir dan melihat langsung upaya kontraradikalisasi dan deradikalisasi yang dilakukan BNPT.

"Rencananya masih ada beberapa negara lain yang ingin datang untuk melihat langsung cara penanganan terorisme di Indonesia," tutur Kepala BNPT.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018