Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengumpulkan semua guru agama Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha hingga Khonghucu se-Surabaya sebagai upaya menangkal radikalisme di kalangan pelajar di Convention Hall Surabaya, Jumat.

"Ajarkan anak-anak untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain dan bisa bekerja sama," kata Risma di hadapan ribuan guru agama se-Kota Surabaya.

Pada kesempatan itu, Risma memohon bantuan kepada seluruh guru agama di sekolah SD maupun SMP untuk bisa membimbing para pelajar agar menjadi manusia yang mulia.

"Ajarkan anak-anak tentang kehidupan di dunia dan hubungan anak dengan Tuhan," katanya.

Menurut dia, pihaknya prihatin dengan adanya teror yang terjadi di Surabaya akhir-akhir ini. ?Hal ini, lanjut dia, baru terjadi pertama di dunia dimana satu keluarga, ayah, ibu dan anak-anaknya turut serta dalam teror.

”Salah saya apa kok sampai diuji seperti ini?," ujarnya.

Ia menjelaskan beberapa tahun yang lalu ada kejadian penculikan dan pemerkosaan terhadap anak-anak kecil, yang kemudian ia turun demonstrasi untuk memerangi hal tersebut.

“Tapi hari ini saya menangis ketika anak kecil warga Surabaya melakukan perbuatan di luar nalar seperti ini," kata Risma.

Melalui forum ini, Risma berpesan kepada guru agama se-Kota Surabaya untuk menanamkan kepada para anak didiknya rasa cinta tanah air, agar tidak mudah dipecah belah.

“Selalu ingatkan kepada para siswa agar mengenang para pahlawan yang berjuang untuk bangsa ini hingga darah titik penghabisan," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya meminta para guru mengajari hidup berdampingan dengan multi etnis dan golongan, toleransi. Agama Islam sendiri, kata dia, mengajarkan "hablum minallah" dan "hablum minannas", di ajaran Budha ada darma, di ajaran Kristen ada kasih sayang.

“Mari kita tanamkan sejak sekarang kepada anak anak kita itu semua," ujarnya.

Begitu juga, Risma menekankan guru mengajari rasa empati, rasa saling mengerti keadaan orang lain, mengerti ketika temannya susah, agar anak-anak terbentuk menjadi pribadi yang berkarakter mulia.

“Sisihkan satu hari di setiap minggunya untuk program pembiasaan doa dan bernyanyi agar anak anak kita riang gembira hatinya," katanya.

Baca juga: Risma ingin sekolah di Surabaya dilengkapi pendeteksi suasana hati siswa

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018