Jakarta (ANTARA News) - Cina telah memasang peluru kendali jelajah antikapal perang dan sistem peluru kendali darat ke udara di Laut Cina Selatan.

Seperti dilaporkan Reuters, langkah Cina dinilai kalangan pertahanan sebagai manuver ancaman terhadap semua yang mengganggu klaim negara itu di Kepulauan Spratly.  

Cina kini juga disebut-sebut mampu menggelarkan kekuatan militernya sampai ribuan mil dari Luat Cina Selatan.

Bulan lalu, Laksamana Philip Davidson yang dicalonkan sebagai Panglima Komando Pasifik Amerika Serikat, menyatakan bahwa operasi pangkalan-pangkalan militer Cina di Laut Cina Selatan mendekati tuntas.

"Satu-satunya yang kurang adalah penggelaran pasukan," kata Davidson.

Dia melanjutkan, "(dengan demikian) Cina akan bisa memperluas pengaruhnya ribuan mil ke selatan dan memproyeksikan kekuataannya masuk ke Oseania".

Davidson mengungkapkan bahwa Cina bisa memanfaatkan pangkalan-pangkalan itu untuk menantang kehadiran AS di kawasan itu dan "akan dengan mudah mengalahkan pasukan militer dari pihak bersengketa mana pun di Laut Cina Selatan".

"Cina kini bisa mengendalikan Laut Cina Selatan dalam semua bentuk skenario perang dengan Amerika Serikat," kata Davidson.

CNBC hari ini melaporkan bahwa rudal jelajah antikapal bernama YJ-12B yang ditempatkan di Laut Cina Selatan bisa membuat Cina menyerang kapal apa pun dalam radius 295 mil laut. 

Rudal darat ke udara jarak jauh HQ-9B bisa membidik pesawat, drone dan peluru kendali dalam radius 160 mil laut.

 Baca juga: Pasang rudal di Laut China Selatan, China sedang mengancam? dan China pasang rudal jelajah di Laut China Selatan


 

Pewarta: ANTARA
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018