Jakarta (ANTARA News) - Mendapatkan vaksin HPV adalah salah satu cara mencegah kaum hawa tertular human papilloma virus (HPV), penyebab kanker serviks atau leher rahim. Kapan sebaiknya vaksin HPV dilakukan? 

"Vaksin diberikan dini, usia 9-13 tahun, itu saat proteksi paling bagus. Suntikan pertama saat SD kelas 5, suntikan kedua kelas 6 SD, untuk mengeliminasi kanker serviks," ujar Spesialis onkologi dan gikenologi dari RSCM, Prof. Dr.dr. Andrijono, SpOG (K) dalam diskusi media di Jakarta, Rabu. 

Saat usia 9 tahun, kekebalan tubuh seseorang sedang berada pada masa prima dan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dalam merespon vaksin. 

Vaksinasi HPV sendiri terbagi menjadi dua golongan yakni pada usia 9-13 tahun dengan dua dosis (jarak 0 dan 6-12 bulan) dan 14-44 tahun dengan tiga dosis (jarak 0, 2 bulan dan 6 bulan). 

Data Centers for Disease Education and Prevention (CDC) menyebutkan, setiap tahun sekitar 14 juta orang termasuk remaja terinfeksi HPV karena masa remaja sejalan dengan masa pertumbuhan sehingga struktur organ serviks lebih rentan terhadap infeksi HPV. 

Ada batasan usia maksimal divaksin?

"Sampai usia 55 tahun. Efektifnya sampai usia 45 tahun walau tingkat proteksinya turun sampai 10 persen. Tetapi ini masih bisa memproteksi," kata Andrijono. 

Apa syarat sebelum divaksin? 

"Sebelum vaksin dicek dulu. Kalau negatif HPV baru divaksin," tutur Andrijono. 

Ada efek samping setelah divaksin? 

"Tidak ada efek samping berat. Panas, mual, enggak. Hanya sakit di tempat suntikan," kata Andrijono. 

Apakah laki-laki perlu divaksin?

"Pria juga divaksin untuk melindungi dirinya dari jenis kanker lain," kata Andrijono. 

Baca juga: Atlet pelatnas Asian Games akan diberi vaksin influenza

 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018