Gorontalo (ANTARA News) - Ratusan pengemudi becak motor atau bentor yang tergabung dalam Ikatan Pengemudi Bentor menolak beroperasinya taksi dalam jaringan di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

Presiden Ikatakan Pengemudi Bentor (IPB) Gorontalo Iwan Latif saat berunjuk rasa di kantor Wali Kota Gorontalo, Selasa, mengatakan bahwa keberadaan taksi dalam jaringan (daring) dapat menimbulkan konflik diantara penyedia transportasi di daerah itu.

"Karena itu kita menolak masuknya taksi daring di daerah ini, karena tidak memiliki kantor yang jelas dan juga belum berizin," ucap dia.

Menurut dia, saat ini taksi daring tersebut sudah membuka pendaftaran sehingga menyebabkan pergolakan.

"Hingga saat ini taksi daring tersebut belum memperoleh izin dari pemerintah setempat. Kami pengemudi bentor selalu menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah kepada daerah ini hingga mencapai Rp4,8 miliar," katanya.

Ia meminta ketegasan kepada pemerintah setempat agar tegas untuk tidak membiarkan taksi daring tanpa izin beroperasi di Kota Gorontalo.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Gorontalo, Ismail Madjid usai menerima massa aksi mengatakan bahwa pihaknya menerima aspirasi yang disampaikan oleh para pengemudi bentor tersebut.

"Bentor ini memberikan kontribusi besar kepada perekonomian Kota Gorontalo, saat ini jumlah bentor di Gorontalo sudah mencapai 15 ribu unit," katanya.

Menurut dia, keberadaan bentor juga cukup memudahkan masyarakat karena bisa membawa penumpang dari pintu rumah hingga ke tempat tujuan dan sebaliknya.

"Bentor memiliki mobilitas yang tinggi dan membantu masyarakat, namun kita juga tidak bisa memungkiri perkembangan teknologi, oleh karena itu kami sampaikan bagaimana bentor mengikuti perkembangan yang ada," kata dia.

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan secepatnya menggelar rapat terkait hal itu dengan menghadirkan seluruh pemangku kepentingan yang ada.

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018