Andoolo, Sultra (ANTARA News) - Anggota komisi IX DPR RI, Tina Nur Alam, bekerja sama dengan BNP2TKI melakukan sosialisasi tentang penempatan dan perlindungan tenaga kerja migran Indonesia di Desa Laikandonga, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konawe Selatan, Sultra, Sabtu.

Kasubdit Sosialisasi BNP2TKI, Rizal Saragih, dalam kesempatan itu mengatakan alasan melakukan sosialisasi di desa tersebut karena berdasarkan catatan LP3TKI Kendari, bahwa 70 persen warga di desa itu bekerja sebagai TKI.

"Tujuan sosialisasi ini ingin memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang prosedural menjadi TKI, penempatan TKI dan perlindungan TKI," katanya.

Menurut dia, berdasaran pengakuan mantan TKI di desa itu sudah berhasil membangun rumah permanen, hingga menyekolahkan anak-anaknya.

"Upah yang mereka terima berkisar Rp7 juta sampai Rp8 juta per bulan. Dan belum ada yang mengaku pernah diperlakukan kasar oleh majikan selama menjadi TKI," katanya.

Tina Nur Alam dalam kesempatan itu mengingatkan kepada warga agar tidak ragu dan takut menjadi TKI, karena gaji atau pendapatan yang diperoleh sangat menjanjikan dari pada menjadi pengangguran di kampung.

"Tetapi yang harus diperhatikan adalah memilih lembaga atau perusahaan penyalur tenaga kerja yang jelas, lembaganya jelas, dan sudah terbukti pernah melakukan pengiriman tenaga kerja Indonesia dan tidak ada masalah, serta terdaftar di Pemda Konawe Selatan sebagai perusahaan penyalur tenaga kerja," katanya.

Tina juga meminta masyarakat tidak tergoda dengan iming-iming pihak atau okbum tertentu yang menjajikan gaji berkali-kali lipat dari gaji normal TKI agar ikut di perusahaan mereka dalam menyalurkan tenaga kerja.

"Biasanya kalau iming-iming tinggi itu tidak beres, biasanya itu bohong sehingga harus diwaspadai," katanya.

Dalam kesempatan itu ada testimoni salah seorang mantan TKI di Taiwan, Sartina (50) yang megaku bekerja selama 7 tahun dari 2010-2017 dan berhasil membangun rumah dan menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi.

"Kuncinya adalah kesabaran, kejujuran dan keihlasan kalau jadi TKI. Disana tidak ada penyiksaan, orang-orang di sana sopan. Gaji yang kami terima utuh karena tidak belanja lagi makanan, semua ditanggung majikan," katanya.

Ia mengaku ingin kembai lagi menjadi TKI di Taiwan, sudah merasa senang berada di negara itu karena karena keramahan warganya atau majikan.

Dalam sosialisassi itu hadir pula dari LP3TKI, Disnaker Konawe Selatan, Camat Ranomeero Barat, Kades Laikandonga, unsur TNI, polisi dan warga setempat.

Pewarta: Suparman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018