Padang (ANTARA News) - Sebanyak 43 gempa mengguncang Sumatera Barat (Sumbar) sepanjang Januari hingga Februari 2018, kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono.

"Intensitas gempa di Sumbar cukup tinggi, sehingga memang dibutuhkan kesiapsiagaan masyarakat serta mitigasi bencana dari pemerintah," katanya dihubungi dari Padang, Rabu.

Menurutnya kekuatan gempa yang terjadi banyak di bawah tiga skala richter (SR), namun ada beberapa yang di atasnya, diantaranya pada 4 Januari 2018 dengan kekuatan 4,8 SR 26 kilometer dari Muara Labuh Solok Selatan dan 22 Februari 2018 4,8 SR 32 kilometer dari Sikakap Kepulauan Mentawai.

Ia menyebutkan gempa yang terkuat selama dua bulan tersebut yakni pada 3 Februari 2018 di Muara Siberut Kepulauan Mentawai dengan kekuatan 4,9 SR.

"Dari semua gempa itu, tidak ada yang berpotensi tsunami," kata dia.

Rahmat menjelaskan penyebab gempa itu, yakni sesar besar Sumatera atau sesar semangko yang memanjang dari Aceh hingga Lampung dan melalui beberapa kabupaten di Sumatera Barat seperti Kabupaten Solok.

Selanjutnya lempeng Indo-Australia yang menabrak bagian barat pulau Sumatera secara miring, zona subduksi atau yang biasa disebut Megathrust Subduction Sumatera.

Penyebab ke tiga adanya Sesar Mentawai yang berada dibatas antar dua lempeng tersebut yang dibatasi oleh palung terdapat zona subduksi dangkal, ujarnya.

"Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat," tambahnya.

Kemudian selama 2017, BMKG mencatat 409 gempa bumi tektonik mengguncang Sumbar meningkat dibanding 2016 sebanyak 195 kejadian.

Sebelumnya Pakar Gempa dari Universitas Andalas (Unand) Dr Badrul Mustafa mengatakan Sumbar secara umum belum termasuk kepada daerah yang sadar gempa karena di beberapa kabupaten/kotanya masih terdapat bangunan tidak tahan bencana itu.

"Saya ingin pemerintah setempat dapat mendorong daerah-daerah yang rawan bencana gempa dan tsunami dapat meningkatkan kesiapsiagaannya baik itu fisik dan non fisik dalam menghadapi bencana itu," tambahnya.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018