Demak (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, kehabisan stok logistik untuk membantu korban bencana alam menyusul habisnya dana bencana, sedangkan rumah penduduk yang terdampak banjir mencapai ribuan rumah.

Kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Agus Nugroho di Demak, Minggu, membenarkan, stok logistik untuk penanggulangan bencana habis.

Anggaran yang tersedia selama 2018, kata dia, sebesar Rp250 juta, namun sudah habis karena bencana yang terjadi di Kabupaten Demak tidak hanya banjir.

Sebelumnya, lanjut dia, juga ada bencana kekeringan, kebakaran, serta puting beliung sehingga sebagian anggaran yang tersedia juga digunakan untuk penanganan bencana tersebut.

Kini, kata dia, sejumlah desa di Kabupaten Demak dilanda banjir, meskipun genangan banjir di beberapa desa saat ini sudah mulai surut.

Desa yang masih terdampak banjir dan terdapat rumah warga yang masih tergenang meliputi Desa Sayung, Prampelan, Kalisari, Dombo, Purwosari, Batu, Sidorejo, Sriwulan, dan Bedono.

Untuk rumah warga yang masih terdampak banjir, yakni di Kecamatan Sayung terdapat Desa Sayung sebanyak 1.991 rumah, Kalisari sebanyak 1.200 rumah, Desa Dombo sebanyak 1.000 rumah, Sidorejo sebanyak 1.500 rumah, Sriwulan sebanyak 3.591 rumah, dan Bedono sebanyak 200 rumah.

Sementara di Kecamatan Karangtengah, terdapat Desa Batu sebanyak 100 rumah.

Dari sejumlah desa tersebut, kata dia, ada desa yang disebabkan karena banjir rob, seperti di Desa Bedono.

Langkah-langkah yang diambil BPBD Demak dalam penanganan banjir di Demak, di antaranya mendirikan dapur umum sesuai permintaan dari desa dan menyediakan kebutuhan logistik untuk masyarakat.


Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018