Jakarta (ANTARA News) - Hujan deras yang terus mengguyur pada Minggu (4/2) malam hingga Senin (5/2) pagi di wilayah hulu Sungai Ciliwung di daerah Bogor, Jawa Barat telah menyebabkan debit air di sungai tersebut mengalami peningkatan yang signifikan.

Ketinggian muka air di Bendung Katulampa pada Senin (5/2), tepatnya pukul 09.05 WIB tercatat mencapai 240 sentimeter, sehingga mencapai level siaga satu atau level tertinggi dari tingkatan banjir.

Level siaga satu di Bendung Katulampa terjadi apabila tinggi muka air Sungai Ciliwung berada di atas 200 sentimeter. Terlebih, dengan curah hujan yang tinggi, maka akan ikut menambah debit banjir Sungai Ciliwung. Debit banjir itu sampai di Pintu Air Manggarai, Jakarta dalam waktu sekitar sembilan jam.

Akibat kondisi tersebut, beberapa wilayah di ibu kota dilanda banjir kiriman. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, sejumlah wilayah yang terdampak banjir itu, antara lain Srengseng Sawah, Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Pejaten Timur, Kebon Baru, Bukit Duri, Balekambang, Cililitan, Cawang, Bidara Cina dan Kampung Melayu.

Saat itu juga, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan langsung memberikan instruksi kepada seluruh jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar melaksanakan Operasi Siaga Ibu Kota, yaitu Siap, Tanggap dan Galang.

Dia berpesan agar masing-masing pimpinan serta jajaran SKPD mengambil langkah-langkah taktis dan cepat dalam menghadapi bencana banjir dan menggalang seluruh kekuatan untuk mengamankan warga dan Ibu Kota.

Salah satu SKPD, yakni Dinas Sosial DKI Jakarta diminta agar memenuhi seluruh kebutuhan sandang dan pangan serta kebutuhan lain yang diperlukan oleh warga yang menjadi korban banjir di tempat-tempat pengungsian.

Selanjutnya, dia memberikan instruksi kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta agar membantu warga di lokasi-lokasi yang rawan banjir dan membantu menjaga setiap rumah pompa.

Kemudian, dia juga menginstruksikan wali kota di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta agar mengoordinasikan seluruh pasukan kerja, mengerahkan petugas ke lapangan di wilayahnya masing-masing, serta memastikan seluruh posko berada dalam kondisi siap dan mampu menampung warga yang berpotensi terdampak banjir.

Selain memberikan instruksi kepada seluruh jajaran SKPD DKI Jakarta, dia juga melakukan tinjauan langsung untuk bertemu dengan warga sekaligus mengecek kondisi banjir di sejumlah lokasi, antara lain di wilayah Kebon Pala (Jakarta Timur), Kampung Arus (Jakarta Timur), Bidara Cina (Jakarta Timur) dan Rawajati (Jakarta Selatan).

"Saya minta kepada warga Jakarta, terutama yang berada di sepanjang bantaran aliran Sungai Ciliwung agar waspada dan responsif, namun tetap tenang dan tidak panik. Seluruh jajaran kami siap siaga mengahadapi banjir serta menolong warga," kata Anies.



Antisipasi banjir susulan

Setelah mencapai level status siaga satu, tinggi muka air di Bendung Katulampa terus mengalami penurunan, hingga akhirnya pada Selasa (6/2) pukul 14.00 WIB, tinggi muka air di bendung tersebut turun menjadi 70 sentimeter atau berada dalam kategori aman.

Seiring dengan turunnya debit air di Sungai Ciliwung dan surutnya banjir di sejumlah wilayah permukiman warga di Ibu Kota, BPBD DKI Jakarta mencatat pada Kamis (8/2), warga yang menjadi korban banjir secara berangsur-angsur mulai meninggalkan lokasi pengungsian untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

Berdasarkan data BPBD DKI Jakarta, pada Rabu (7/2) pukul 12.00 WIB, korban banjir yang mengungsi tercatat sebanyak 4.084 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 12.126 jiwa. Lalu pada pukul 23.55 WIB di hari yang sama, jumlah pengungsi mengalami penurunan menjadi 2.061 KK atau 5.976 jiwa.

Selanjutnya, pada Kamis (8/2) pukul 06.00 WIB, jumlah warga korban banjir yang masih berada di lokasi pengungsian terdapat sebanyak 1.800 KK. Setelah itu, tidak ada lagi warga di tempat pengungsian.

Meskipun demikian, Pemprov DKI Jakarta mengimbau kepada seluruh warga dan juga jajaran SKPD agar tetap waspada untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi banjir susulan di wilayahnya masing-masing.

Untuk mengantisipasi banjir susulan itu, salah satu SKPD, yakni Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta terus melakukan pengecekan sekaligus memastikan bahwa seluruh pompa air, baik yang berada di rumah pompa maupun jenis mobile dapat terus berfungsi dengan baik.

Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada Jumat (9/2) menyatakan telah membersihkan sekaligus mengangkut sampah-sampah yang berada di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Sehingga dapat dipastikan tidak ada lagi sampah di sepanjang aliran sungai tersebut.

Terdapat tiga lokasi di sepanjang aliran Sungai Ciliwung yang telah dibersihkan oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, antara lain Banjir Kanal Barat (BKB) Season City, Pintu Air Manggarai dan Jembatan Kampung Melayu.

Secara keseluruhan, menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji, total sampah yang diangkut di sepanjang aliran Sungai Ciliwung mencapai 2.515 ton, dengan rincian sebanyak 1.864 ton sampah di Jembatan Kampung Melayu, 555 ton di Pintu Air Manggarai dan 96 ton di BKB Season City.

Walaupun aliran sungai itu telah dibersihkan, dia mengatakan masih akan tetap menyiagakan sejumlah alat berat sekaligus petugas kebersihan di ketiga lokasi tersebut untuk mengangkut sampah-sampah yang ada.

"Alat-alat berat dan para petugas kami akan tetap siaga, karena apabila volume atau debit air di bagian hulu meningkat, maka dapat dipastikan akan ada sampah yang sampai ke sini, dan kami harus bersihkan semua sampah itu," ungkap Isnawa.

Terkait upaya antisipasi terjadinya banjir susulan itu, Anies juga meminta kepada para camat dan lurah agar pasukan oranye ditempatkan di lokasi-lokasi yang rawan banjir dan dipastikan terus berada dalam posisi siap siaga.



Partisipasi warga

Walaupun jajaran Pemprov DKI Jakarta telah dikerahkan sepenuhnya untuk menangani permasalahan banjir di wilayah ibu kota, tetap diharapkan adanya partisipasi serta inisiatif dari seluruh warga.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno mengungkapkan peran aktif dari seluruh warga sangat dibutuhkan bukan hanya terkait penanganan masalah banjir, tetapi juga terkait penataan wilayah-wilayah permukiman di pinggiran aliran sungai yang kerap dilanda banjir.

Oleh karena itu, dia pun menyatakan akan terus berusaha melakukan dialog dengan warga yang tinggal di bantaran sungai, sehingga ada kesediaan dari warga untuk dipindahkan tempat tinggalnya. Terlebih mengingat warga sudah puluhan tahun tinggal di sepanjang daerah bantaran sungai tersebut.

Menurut dia, akan berbahaya apabila warga terus-menerus tinggal di sepanjang daerah bantaran sungai karena jika curah hujan tinggi dan debit air terus bertambah, maka tempat tinggal warga akan selalu terendam banjir.

Sebagai upaya penanganan masalah banjir di Ibu Kota, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun dinding turap atau sheet pile yang berfungsi untuk membendung luapan air sungai supaya tidak terjadi banjir.

Kemudian, Pemprov DKI Jakarta juga memiliki program pembuatan sumur resapan yang bertujuan untuk memperlambat derasnya arus air serta pemasangan batu bronjong untuk menahan aliran air.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga akan terus melakukan kerja sama dan koordinasi secara intensif dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sebagai bentuk penanganan banjir yang dimulai di wilayah hulu.

Meskipun demikian, dia mengatakan di dalam pelaksanaan program normalisasi sungai, Pemprov DKI Jakarta akan berupaya merangkul seluruh warga untuk menyelesaikan permasalahan banjir.

"Warga akan kami libatkan, kami ajak berdialog, sehingga ada semacam touch and feel antara warga dengan Pemprov DKI. Kami juga akan memperlihatkan tempat warga bisa pindah, jadi mereka punya bayangan seperti apa tempat tinggalnya nanti. Jangan sampai mereka merasa nyaman dan terbiasa dengan kondisi banjir seperti ini," ungkap Sandiaga.

Di sisi lain, Anies kembali mengingatkan agar warga menghentikan kebiasaan membuang sampah di sungai karena mengakibatkan penumpukan sampah-sampah di pintu air, sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar.

"Banyaknya sampah yang terbawa aliran air dari hulu dapat dijadikan sebagai indikator bahwa masih banyak warga yang belum tertib dalam membuang sampah. Efeknya adalah limpahan sampah yang luar biasa besar. Kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat, terutama sungai, harus segera dihentikan," tutur Anies.

Menangani permasalahan banjir di Ibu Kota sejatinya bukan hanya merupakan tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta saja, tetapi juga seluruh warga. Tanpa adanya partisipasi dan peran aktif dari warga, maka program-program penanganan banjir yang telah dilaksanakan tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. 

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018