Tangerang (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengapresiasi pembangunan gedung pintar Polresta Tangerang di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, karena pertama di Indonesia yang mengunakan teknologi informasi.

"Mabes Polri saja tidak mengunakan teknologi informasi, semoga menjadi contoh dan semangat bagi para kapolda dan kapolres lainnya," kata dia di Tangerang, Rabu.

Tito mengatakan hal itu pada acara peletakan batu pertama pembangunan gedung pintar Polresta Tangerang di Kecamatan Tigaraksa, kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang.

Hadir dalam acara tersebut, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Makruf Amin, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, serta para bupati dan wali kota se-Provinsi Banten.

Gedung polresta tersebut dibangun empat lantai mengunakan dana APBD Kabupaten Tangerang senilai Rp60 miliar dan dilengkapii sarana maupun prasarana pendukung lainnya.

Menurut dia, hal itu merupakan ide terbaik dari Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif agar kinerja polisi dalam pelayanan dapat dirasakan publik.

Pada kesempatan itu, Kapolri Tito juga meluncurkan program berbasis elekronika, seperti Monitoring Dana Desa (e-MADD), Elektronik Criminal Justice System (e-EJS), Lalu Lintas (e-Lantas), M. Patko Shabara dan (e-Banten Bersatu).

Jenderal bintang empat itu mengatakan pemanfaatan gedung pintar tersebut bertujuan agar pelayanan kepada publik lebih baik.

Dia menambahkan simbol pelayanan dan kinerja terbaik polisi di antaranya ketika ada kejadian maka lebih cepat sampai di lokasi. Hal itu dapat dibantu dengan menggunakan aplikasi elektronik.

"Saat ini zaman `now` hampir semua warga memiliki telepon pintar maka dengan mudah mengakses bila ada suatu kejadian dan melaporkan kepada polisi," katanya.

Bahkan, katanya, ketika warga mendapatkan ancaman atau bencana melalui aplikasi tersebut dapat menghubungi polisi mengunakan ponsel, tidak harus lapor karena terkendala jarak dan waktu.

"Pelayanan kepada warga tidak boleh dibeda-bedakan, misalnya yang melaporkan orang penting, maka petugas langsung datang ke lokasi, tapi sebaliknya bagi warga biasa menjadi lambat," katanya.

Ia mengatakan pelayanan yang demikian itu dianggap usang. "Bagi polisi yang tanggap terhadap laporan publik, maka mendapatkan promosi menduduki jabatan lebih tinggi," katanya.

Pewarta: Adityawarman(TGR)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018