Jakarta (ANTARA News) - Pabrik rayon milik PT Asia Pacific Rayon (APR) senilai Rp10,9 triliun dengan kapasitas produksi hingga 350 ribu ton per tahun merupakan pabrik rayon terintegrasi terbesar di Indonesia yang dinilai mampu memperkuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional.

“Pembangunan pabrik rayon ini memiliki arti strategis, karena akan memperkuat struktur industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya diterima di Jakarta, Senin.

Diharapkan, pembangunan pabrik itu mampu mengurangi ketergantungan terhadap produk impor terutama pada bahan kapas dan rayon, yang diperkirakan dapat menghemat devisa sekitar 500 juta dollar AS.

“Untuk itu, kami mengapresiasi investasi dan komitmen APR yang telah mendukung agenda pemerintah terhadap industri strategis nasional, yakni sektor TPT agar bisa lebih berkompetisi di pasar global,” tutur Airlangga. 

Saat ini, di Indonesia terdapat tiga pabrik rayon, dengan total kapasitas nasional terpasang sebesar 565 ribu ton per tahun. 

Selain berorientasi pada aspek hilirisasi, pabrik APR ini juga mampu menciptakan lapangan kerja baru untuk memenuhi pasar domestik. 

Sebanyak 4.230 tenaga kerja baru diserap pada tahap pembangunan dan 1.218 kesempatan kerja tersedia pada tahap operasional. 

Pendirian pabrik APR ini juga disebut berpotensi meningkatkan PDB Provinsi Riau sebesar 1,49 persen dari sektor nonmigas serta mendorong geliat industri kecil dan menengah di berbagai sektor usaha yang terlibat dalam kegiatan operasional pabrik. 

Hal ini akan membawa efek berantai bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, terutama di Provinsi Riau dan Indonesia pada umumnya.

Direktur APR Thomas Handoko berharap pabrik rayon terintegrasi terbesar di Indonesia ini dapat memberikan dampak positif secara ekonomi dan sosial bagi seluruh pihak, terutama masyarakat sekitar. 

“Yang tak kalah penting adalah seluruh produk tersebut berasal dari 100 persen pasokan tanaman terbarukan serta bersertifikat internasional dan legal,” ungkapnya.

Serat rayon adalah dari tumbuhan alami dan memiliki daya serap dan udara yang lebih baik dari katun. Produk yang dihasilkan APR dapat diaplikasikan ke berbagai macam industri, seperti alas tidur, pakaian, handuk, tisu basah untuk bayi, masker dan produk kebersihan lainnya.

Thomas menambahkan, dengan meningkatnya produksi serat rayon di Indonesia, APR berkomitmen akan mendukung rantai nilai produksi tekstil dalam negeri serta mengurangi impor bahan baku dan meningkatkan daya saing Indonesia agar lebih kompetitif secara global. 

“Kami berharap pabrik ini bisa diresmikan langsung oleh Bapak Menteri Perindustrian dan Bapak Presiden Jokowi, tahun ini,” katanya.

Dalam rangkaian acara, Airlangga menyempatkan untuk menanam bibit pohon ‎Eukaliptus, bibit pohon unggulan hasil pengembangan Royal Golden Eagle (RGE) Technology Center‎. 

Pohon ini, setelah berusia lima tahun, akan digunakan sebagai bahan baku membuat bubur kertas (pulp) untuk menghasilkan serat. Selain pohon Eukaliptus, pabrik ini menumbuhkembangkan pohon‎ Akasia di kawasan pabrik yang memiliki izin Hutan Tanaman Industri (HTI) mencapai ratusan ribu hektare.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018