Madiun (ANTARA News) - Bencana tanah longsor merusak tiga rumah warga di Desa Durenan, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun, Jawa Timur yang terjadi akibat tingginya curah hujan di wilayah setempat.

Kepala Desa Durenan, Purnomo, kepada wartawan, Kamis mengatakan tiga rumah warga yang rusak tersebut adalah milik Narti, Hambali, dan juga Sidem.

"Kerusakan paling parah terjadi di rumah milik Narti. Dimana, dinding rumah induk dan dapur jebol diterjang longsoran tebing setinggi lebih dari lima meter di belakang rumah korban," ujar Purnomo.

Menurut dia, longsor yang terjadi tersebut akibat intensitas hujan yang tinggi serta kondisi kontur tanah yang gembur.

"Adapun, penanganan bencana tanah longsor tersebut telah dikoordinasikan dengan BPBD Kabupaten Madiun," kata dia.

Wargapun secara bergotong-royong membersihkan material tanah longsor yang masuk ke dalam rumah. Demikian juga dengan petugas dari BPBD setempat dan relawan.

Purnomo menjelaskan tidak ada korban jiwa maupun luka akibat bencana tersebut. Namun kerugian materialnya mencapai puluhan juta rupiah.

Sementara, bencana tanah longor juga menimpa rumah milik Darno warga Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun. Rumah korban nyaris rata dengan tanah akibat tertimpa material longsoran tebing setinggi 10 meter yang ada di belakang rumah.

"Beruntung saat kejadian, saya dan anggota keluarga lainnya langsung lari keluar rumah menyelamatkan diri. Sehingga tidak ada korban," kata Darno.

Sejumlah anggota TNI, BPBD, dan dibantu warga bergotong-royong membersihkan reruntuhan longsor yang menimpa rumah korban. Untuk sementara, Darno dan keluarganya tinggal rumah tetangganya sambil menunggu perbaikan rumahnya.

BPBD Kabupaten Madiun memetakan, wilayah Desa Durenan Kecamatan Gemarang dan Desa Kepel Kecamatan Kare masuk dalam daerah rawan bencana tanah longsor. Warga yang tinggal di wilayah tersebut diminta waspada jika curah hujan sedang tinggi.

Wilayah lain di Kabupaten Madun yang rawan longsor terdapat di Kecamatan Dagangan dan Saradan yang semuanya berada di lereng Gunung Wilis.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017