Bantul (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan hujan deras yang terjadi pada Rabu (20/12) menyebabkan adanya pergerakan tanah di wilayah Piyungan.

"Di Desa Srimartani Piyungan itu rekahan tanah makin lebar setelah hujan deras kemarin (20/12), tepatnya di wilayah RT (rukun tetangga) lima Dusun Mojosari," kata Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Bantul Bantul, Aka Luk Luk di Bantul, Kamis.

Menurut dia, adanya rekahan tanah di Desa Srimartani itu diindikasikan ada pergerakan tanah, sebab sesuai informasi yang diterima dari relawan forum pengurangan risiko bencana (FPRB) setempat lebar rekahan tanah ada yang mencapai 25 cm.

Ia mengatakan, gejala rekahan tanah di wilayah tersebut memang sudah ada atau terjadi usai hujan deras akibat badai Siklon Tropis Cempaka pada 28 November, namun setelah diguyur hujan deras lagi rekahan makin melebar.

"Kalau usai kejadian 28 November itu baru tanda-tanda rekahan di Desa Srimartani, namun informasi tadi malam rekahan makin lebar, bahkan ada kejadian tanah amblas sekitar satu meter," katanya.

Selain di Desa Srimartani, kata dia, indikasi adanya pergerakan tanah akibat hujan 20 Desember juga terjadi di wilayah Desa Munthuk Dlingo, bahkan pergerakan tanah itu mengakibatkan dinding sebuah SD retak cukup parah.

"Di SD Seropan Munthuk itu ada tanda retak di dinding, retakan cukup panjang bahkan sampai halaman sekolah itu corblok merekah. Infonya baru kemarin (20/12) malam, jadi itu keajdian baru, mungkin ada pergerakan tanah," katanya.

Sementara itu, selain pergerakan tanah, hujan tersebut juga menyebabkan tanah longsor di wilayah Dusun Glingseng Desa Munthuk Dlingo, yang mana longsorannya menimpa sebuah rumah warga yang dihuni dua kepala keluarga.

"Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, dan rumah yang terkena longsor tidak rusak berat, karena hanya bagian belakang rumah saja," katanya.

Hujan deras 20 Desember, kata dia, juga membuat aliran sungai Kaligawe di Desa Srimulyo Piyungan meluap, hingga mengakibatkan dua jembatan darurat yang didirikan warga hanyut terbawa banjir luapan sungai.

Pewarta: H. Sidik
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017