(Pencopotan) akan semakin membingungkan."
Brasilia (ANTARA News) - Pengadilan tinggi pemilu Brazil pada Selasa mulai menyidangkan kasus pendanaan kampanye ilegal, yang bisa mengarah pada pencopotan Presiden Michel Temer, satu tahun setelah ia mengambil alih kekuasaan dari presiden Dilma Rousseff yang dimakzulkan.

Kasus yang disidangkan oleh Mahkamah Pemilihan Umum (TSE) itu bisa membatalkan pemilihan 2014 yang dimenangi Rousseff dan Temer, yang saat itu menjadi pasangannya pada pemilu, lapor Reuters.

Kemungkinan pembatalan akan membuat ketidakstabilan politik terus berlangsung, yang telah memperparah resesi di negara terbesar di kawasan Amerika Latin itu.

TSE untuk pertama kalinya akan memutuskan mandat presiden yang sedang menjabat. Keputusan yang diambil oleh mayoritas tujuh hakim pengadilan untuk membatalkan mandat itu bisa mengakhiri masa singkat kepresidenan Temer dan mengharuskan Kongres memilih presiden pengganti dalam waktu 30 hari.

Pencopotan terhadap presiden kedua dalam waktu satu tahun itu akan menciptakan kekacauan politik pada saat perekonomian Brazil sedang menunjukkan kebangkita, dari kemunduran ekonomi terburuk yang pernah dialami negara itu.

Masalah ekonomi juga telah memukul kepercayaan kalangan bisnis pada saat Brazil sedang berupaya memulihkan tingkat angka kredit investasinya.

"(Pencopotan) akan semakin membingungkan," kata mantan presiden Fernando Henrique Cardoso dari partai PSDB. Ia memperingatkan kemungkinan kondisi itu saat diwawancara oleh sebuah stasiun radio, Senin.

Pada kesempatan itu, Cardoso meminta pengadilan untuk tidak membuat keputusan yang bisa membuat investor lari.

Posisi Temer sebagai presiden dan janjinya untuk memotong defisit serta melakukan reformasi terhadap undang-undang kepensiunan telah membantu Brazil menjadikan mata uang dan pasar saham negara itu menjadi salah satu yang terbaik di dunia tahun lalu. Selain itu, para investor menyambut baik perubahan menuju agenda yang lebih ramah investasi setelah berada di bawah pemerintahan kalangan Partai Buruh selama 13 tahun.

Hakim TSE yang bertugas mempelajari kasus, Herman Benjamin, dijadwalkan menyampaikan rekomendasi dalam suatu laporan setebal 1.086 halaman, yang diserahkan pekan lalu, bahwa pengadilan membatalkan pemilihan pada 2014.

Pengadilan bisa memutuskan untuk menutup kasus itu, karena Rousseff sudah tidak menjabat sebagai presiden, atau menyatakan bahwa kemenangannya pada pemilu dibatalkan. Namun, pengadilan memutuskan bahwa Temer tidak bertanggung jawab dalam pendanaan ilegal. Dengan demikian, ia bisa menjadi kandidat pemilihan tidak langsung di Kongres, tempat koalisinya menempati kursi terbanyak.

(Uu.T008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017