Gorontalo (ANTARA News) - Warga dari Kepulauan Ponelo Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, datang menyerbu pasar senggol yang dibuka Pemerintah Kabupaten di lokasi pasar jajan Desa Moluo, Kecamatan Kwandang sejak H-5 hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah.

Herman Adam, warga Desa Tihengo, Kecamatan Ponelo Kepulauan, Selasa, di Gorontalo mengatakan, Kecamatan Kwandang merupakan salah satu pusat keramaian terdekat dari pulau berpenduduk 4.000 jiwa lebih.

Makanya, masyarakat menjadikan pilihan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun pakaian. Ia sendiri memanfaatkan hari terakhir jelang hari raya Idul Fitri untuk memenuhi keperluan rumah tangganya.

Andi, warga lainnya mengatakan, sengaja memboyong keluarganya datang berbelanja di pasar jajan Moluo sebab harga-harga pakaian dan bahan pangan yang dijual cukup terjangkau.

Menggunakan perahu katinting, warga Ponelo Kepulauan datang di pasar jajan Moluo dengan tarif taksi laut Rp3.000 per orang dari Desa Tihengo dan Otiola, sedangkan warga dari Desa Ponelo Pusat dan Malambe membayar sewa Rp5.000 per orang.

Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo Kabupaten Gorontalo Utara, Nasution Djou mengatakan, pihaknya menurunkan personil di Pelabuhan Kwandang sebagai tempat sandar taksi-taksi perahu dari dan ke Pulau Ponelo, untuk memantau arus perhubungan laut dari wilayah Kepulauan baik Pulau Ponelo maupun Dudepo di Kecamatan Anggrek.

Intensitas penumpang menggunakan perahu bermesin katinting rata-rata bermesin 3 Gross Ton (GT) dari wilayah kepulauan tersebut menuju wilayah daratan cukup tinggi sejak H-3.

Ia mengimbau, pengemudi taksi laut tidak mengangkut penumpang melebihi kapasitas sebagai upaya memperhatikan keselamatan penumpang.

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) setempat, menjadikan pasar jajan moluo sebagai pasar senggol atau pasar kaget yang menyiapkan berbagai jenis kebutuhan masyarakat di hari raya Lebaran, mulai dari pakaian, sarung maupun keperluan rumah tangga lainnya, termasuk kue kering dan minuman ringan.

Pedagang rata-rata dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo, serta pedagang lokal. Mereka difasilitasi membuka lapak di pasar yang ada di ruas jalan Trans Sulawesi tersebut dengan gratis, namun tetap membayar retribusi harian, ujar Kepala Diskoperindag, Asri Ode Muisi.

Pasar senggol hanya dibuka hingga H-1, selanjutnya aktivitas pasar jajan berlangsung normal atau hanya tinggal pedagang kuliner yang rutin berjualan di pasar ini. 

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016