Anthony, yang terakhir bertanding melawan Jorgensen di final Piala Thomas 2016, berjuang lebih keras untuk menghadapi pemain unggulan kelima itu.
Pemain asal Cimahi itu dua kali mencapai skor 20 pada game pertama dan sempat memimpin pada game kedua.
Pada game pertama, Anthony membuat pemain berusia 28 tahun itu pontang-panting dan bisa unggul 14-11.
Tapi pebulu tangkis dari klub SGS PLN Bandung itu kemudian melakukan kesalahan-kesalahan yang menguntungkan Jorgensen, membuatnya menyamakan kedudukan 20-20 dan merebut game pertama dengan kemenangan 22-20.
Pada game kedua, Anthony berusaha memanfaatkan kesalahan Jorgensen dan menempatkan bola-bola sulit di sisi belakang lapangan.
Dia sempat unggul 19-15 sebelum Jorgensen memaksa dia melewati game setting dan menang 25-23.
"Saya sudah pelajari permainan dia sejak kalah dalam Piala Thomas. Sebenarnya saya juga mampu mengatasi permainannya. Hanya ketika poin-poin kritis, saya tidak dapat menuntaskan permainan dengan tenang dan justru melakukan kesalahan," kata Anthony selepas pertandingan.
"Dia bisa membaca situasi setelah melihat saya panik pada poin-poin kritis. Dia banyak bermain di depan net dan saya kesulitan untuk mengembalikan serangan," katanya.
Sementara Jorgensen mengatakan persiapannya mengikuti Indonesia Terbuka cukup berat karena cedera di pangkal pahanya.
"Penampilan Anthony lebih tenang di sini dibanding saat Piala Thomas. Di Tiongkok, dia tampak bermain dengan tekanan," kata Jorgensen.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
